Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Event  

Penonton Banyuwangi Ethno Carnival Tidak Tertib

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017

Sepanjang 1,5 Km, Lebar Jalur Tinggal 1,5 meter

BANYUWANGI – Perhelatan besar Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2017 berlangsung semarak sore kemarin (11/11). Ratusan talent mengerahkan segala kemampuannya untuk tampil di event carnival yang masuk kalender Banyuwangi Festival (B-Fest) tersebut.

Sayangnya, penampilan luar biasa pahlawan dan para pendukung acara lainnya tidak didukung dengan penonton. Aksi tidak disiplin dan seenaknya justru dilakukan oleh sebagian warga penonton BBC.

Ribuan penonton yang menyaksikan perhelatan akbar itu sebenarnya ingin menyaksikan parade Ethno Carnival secara utuh disepanjang rute yang ditetapkan. Namun, ulah ratusan oknum penonton yang tidak tertib, justru merusak parade carnival tersebut.

“Hasil pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, rute BEC yang tertib hanya beberapa ratus meter setelah area start di Jalan Veteran kawasan Taman Blambangan.  Namun, ketika talent memasuki kawasan Pasar Banyuwangi di Jalan Satsuit Tubun, para penonton dan tukang potret mulai merangsek.

Rute BEC mulai tampak menyempit sejak memasuki Jalan Panglima Besar (PB) Sudirman, Jalan Jenderal A. Yani, hingga finis di depan Kantor Pemkab Banyuwangi. Praktis, sepanjang 1,5 kilometer rute ini karnaval menjadi tidak nyaman ditonton. Ribuan penonton berdesakan memenuhi badan jalan rute karnaval.

Meskipun polisi dan satpol PP yang bertugas sudah berkali-kali mengingatkan, namun penonton tetap saja membandel. Mereka tetap ingin melihat lebih dekat pada para talent yang menggunakan kostum BEC 2017 bertema Majestic Ijen itu.

Bahkan, jalan menjadi sempit dan hanya menyisakan 1,5 meter yang bisa dilewati. Kondisi jalan yang sempit itu membuat para talent kesulitan berjalan. Mereka terhalang oleh banyaknya para penonton.

Beberapa kostum talent juga banyak yang terlepas akibat ditarik dan bersenggolan dengan penonton. Padahal, mereka membuat kostum itu dengan penuh ketelatenan dan hati-hati. Teguran dan peringatan para petugas polisi yang berjaga juga tidak dihiraukan oleh penonton.

Hasil pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, penonton tampak seenaknya menarik dan memberhentikan para talent yang sedang berjalan. Mereka memaksa menghentikan talent sekadar untuk mengabadikan foto dan berswafoto.

Walaupun berulang kali diperingatkan petugas, para penonton yang datang dari penjuru daerah itu tetap membandel. “Kostumnya bagus-bagus. Jadi saya ingin mengabadikan momen yang hanya diadakan satu tahun sekali tersebut,” ujar Ana, 30, warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri.

Selain itu, saking padatnya para penonton, ada dua anak yang kehilangan ibunya. Beruntung atas bantuan media, anak tersebut berhasil dipertemukan kembali dengan orang tuanya.

Sementara itu, para talent juga banyak yang komplain terkait jalan yang sempit akibat dipenuhi oleh para penonton. “Banyak tangan-tangan jahil yang menarik kostum dan juga menghalangi jalan, sehingga saya tidak leluasa bergerak,” ucap Salsabila, 12, talent, BEC cilik. (radar)