Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Penonton Berebut Kembang Dermo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Seblang Rampung, Penari  Diarak Keliling Kampung

GLAGAH – Setelah tujuh hari berturut-turut tradisi Seblang digelar, kemarin (30/7) tradisi adat masyarakat Desa Olehsari, Glagah, itu pun berakhir. Berakhirnya tradisi  adat Seblang kemarin ditandai dengan diaraknya penari seblang keliling kampung Desa Olehsari dengan diikuti masyarakat sekitar.

Penutupan tradisi Seblang kemarin dihadiri Bupati Banyuwangi  Abdullah Azwar Anas dan Wakil Yusuf Widyatmoko. Jajaran Forpimda Banyuwangi dan Forpimka Kecamatan Glagah juga hadir dalam penutupan Seblang kemarin.

Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB) Samsudin Adlawi dan beberapa budayawan Banyuwangi juga hadir di hari terakhir adat Seblang tahun ini. Tampak juga beberapa mahasiswa dari luar kota dan beberapa mahasiswa dari Thailand menyaksikan  ritual Seblang kemarin.

Bupati Anas memberikan santunan kepada anak yatim dan dilanjutkan pemberian penghargaan kepada pelaku adat yang diwakili Ketua Adat Seblang Olehsari, Ansori. Dalam sambutannya, Anas berharap ritual Seblang Olehsari itu terus lestari.

Dia mengatakan, antara pembangunan daerah dan pelestarian budaya suatu daerah harus berimbang. ”Tentu dengan terus dilaksanakannya Seblang ini tiap tahun, anak-anak tetap mengenal dan terus melestarikan warisan nenek moyang ini,” kata Anas dalam sambutannya.

Setelah sambutan selesai, ritual  adat Seblang dilanjutkan  pada sesi dodolan kembang dermo. Pada sesi itu, si penari seblang yang kesurupan, yaitu Fadiyah Yulianti, 10 berkeliling membawakan beberapa ikat kembang dermo.  Kemudian, kembang tersebut  dijual kepada penonton.

Banyak  penonton yang berebut ingin mendapatkan bunga yang konon memiliki banyak khasiat tersebut. Tidak terkecuali tamu undangan yang hadir juga berebut untuk mendapatkan kembang dermo tersebut. Selanjutnya, karena ini hari terakhir, si penari seblang diarak keliling kampung oleh pemangku adat Desa Olehsari yang diikuti warga.

Ada yang berbeda  pada prosesi Ider Bumi kali ini.  Jika biasanya penari seblang harus berjalan kaki sambil menari mengikuti suara gamelan yang berbunyi saat keliling kampung, kali ini si penari seblang dibopong beberapa orang keliling  kampung.

Hal itu bukan karena panitia adat mengubah tatanan tradisi yang sudah berlangsung  sejak lama. Namun, itu karena  penari seblang tahun ini umurnya masih sangat belia, yakni 10 tahun. ”Karena penarinya masih sangat kecil, jadi kita  putuskan digendong saja.

Ini bukan kita ingin mengubah tatanan adat, tapi kita hanya kasihan kepada penarinya,”  kata Ketua Adat Seblang Olehsari, Ansori, melalui pengeras  suara kemarin. Setelah berkeliling kampung, rombongan seblang menuju makam Mbah Ketut di Desa Olehsari.

Selanjutnya, penari seblang kembali menuju arena menari dan melanjutkan menari seblang sampai azan magrib berkumandang. (radar)