Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Penyakit Kambuh, JCH Banyuwangi Meninggal Dunia di KKHI Mina

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

satu-jamaah-banyuwangi-terpaksa-harus-digendong-jamaah-lain-karena-kecapaian-setelah-melaksanakan-lempar-jumrah-kemarin

Lempar Jumrah Lebih Tertib

MAKKAH – Kabar duka kembali menyelimuti jamaah haji Banyuwangi yang sedang menjalankan ibadah di Tanah Suci. Satu jamaah bernama Buhari bin Abu Bakar, 80, warga Jalan Ikan Cumi, Kelurahan Sobo dilaporkan meninggal dunia.

Yang bersangkutan meninggal dunia sekitar pukul 08.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar pukul 12.30 WIB Selasa kemarin (13/9) di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mina. dr. Titah Palupi, tim peliput haji untuk Jawa Pos Radar Banyuwangi, melaporkan Buhari meninggal dunia lantaran penyakit jantung dan paru-paru yang dia derita kambuh.

Almarhum telah melaksanakan ibadah wukuf di Padang Arafah dan bermalam di Muzdalifah. “Karena kondisi fisiknya melemah, yang bersangkutan harus dilarikan ke KKHI Mina oleh tim dokter menggunakan ambulans,’’ kata Titah. Namun, takdir berkata lain, saat ambulans yang mengangkut Buahri baru sampai di KKHI Mina, yang bersangkutan diketahui telah mengembuskan napas terakhir.  Dia dilaporkan meninggal dunia oleh tim dokter tepat pukul 08.30 WAS kemarin.

”Almarhum masuk kategori jamaah risiko tinggi. Beliau sudah lama batuk berdahak dan punya riwayat penyakit jantung dan paru-paru. Meninggalnya saat  baru sampai di KKHI Mina,” jelas dokter RSUD Blambangan yang  ikut mengantar Buhari ke KKHI  Mina tersebut.

Salah satu anggota Ikatan Dokter  Indonesia (IDI) Cabang Banyuwangi itu menambahkan, yang  bersangkutan pergi ke Tanah Suci sendirian. Hal itu sangat berisiko bagi Buhari yang memiliki riwayat penyakit. Setelah dinyatakan meninggal oleh tim dokter, Buhari langsung dimakamkan di pemakaman umum  jamaah haji yang meninggal di sana.

”Sebelumnya jenazah sudah dimandikan dan disalati oleh jamaah haji lain dan petugas,” tambahnya.  Sementara itu, kegiatan jamaah kemarin masih meliputi lempar jumrah. Lempar jumrah kali ini di Jamarat bisa dikatakan lebih tertib. Jamaah saat ini tidak perlu  berdesakan melakukan prosesi  tersebut karena jadwal lempar   jumrah jamaah Indonesia sudah dilakukan di luar waktu afdal yang dikenal sangat ramai.

Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, Santoso, membenarkan hal tersebut. Saat  jamaah Banyuwangi datang ke Jamarat, situasinya sudah sangat lengang. Tentu hal itu sangat menguntungkan karena tidak perlu berdesakan saat melempar   batu di Jamarat.

”Alhamdulillah lempar jumrah kali ini benar-benar sudah membuat kita nyaman,” kata Santoso. Setelah melaksanakan prosesi lempar jumrah kemarin, satu jamaah bernama Parman asal Srono dilaporkan pingsan saat perjalanan pulang dari Jamarat.

Parman langsung dibopong jamaah lain menuju pemondokan  secara bergantian. Bahkan,  jamaah asal Turki ikut menggendong Parman yang diketahui  sudah sepuh itu. ”Berkat kerja   sama yang baik, Mbah Parman berhasil tiba di pondok dengan   cara digendong.

Oleh tim dokter langsung diberi pertolongan di pos kesehatan,” terang Santoso.  Herman Suyitno, salah satu   tim peliput lain, melaporkan pada tanggal 11 Zulhijah kemarin jamaah haji melempar Jumrah Ula, Wustho, dan Aqobah. Masing-masing Jamarat dilempari tujuh batu kerikil. Lempar jumrah  akan dilanjutkan hari ini pada   tanggal 12 dan besok 13 Zulhijah.

”Pemerintah Indonesia mengimbau semua jamaah haji pada 11-13 Zulhijah tidak melempar pada jam-jam afdal tersebut,  karena di waktu itu sangat padat. Dipastikan banyak jamaah kulit hitam dengan postur lebih tinggi,” kata Herman.

Dia menambahkan, jalur menuju Jamarat kemarin terlihat lebih lengang. Jamaah tetap tidak  diperbolehkan bergerombol dan berhenti selama perjalanan demi  mengantisipasi kemacetan di jalur   menuju Jamarat. Di setiap sudut keramaian dijaga petugas dari pihak  TNI/Polri.

”Perjalanan kita ke Jamarat  seperti halnya air mengalir, lancar semua,” pungkas ketua rombongan  KBIH Sabilillah itu. (radar)