Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pertama Manggung Dibayar Terima Kasih

Inul Daratista dan Fitri Tamara
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Inul Daratista dan Fitri Tamara

WAJAH Fitri Tamara terlihat semringah siang itu. Dia begitu bahagia karena baru saja dinobatkan sebagai pemenang Bintang Pantura yang dihelat di salah satu satu stasiun televisi nasional. Kehadirannya di Villa Kumendung, Muncar, siang itu disambut hangat oleh sejumlah tokoh yang mendukung Fitri Sebagai jawara Bitung Pantura.

Ada owner PT. Sumberyala Samudra, Tjipta Sudjarwo Tjoek alias Papi Juan, Ketua KONI/Ketua DPC Fami Demokrat Banyuwangi Michael Edy Hariyanto, Julies Setyo Puji Rahayu dan Bunda Kadek Ayu Tirtawati.

Sejak awal, empat orang tersebut berjuang keras mendongkrak perolehan polling SMS Fitri Tamara. Fitri datang ke Kumendung tidak sendirian. Siang itu, dia di dampingi suami tercinta Anung.

Wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi juga mendapat kesempatan untuk mewancarai Fitri setelah dinobatkan sebagai juara satu Bintang Pantura ke-4. “Saya senang bisa bertemu Papi Juan, pak Michael, Mbak Julies, dan Bunda Kadek. Beliau-beliau sangat membantu kami hingga menjadi juara,” ucap Fitri yang siang itu mengenakan gaun warna putih.

Perjuangan Fitri menuju tangga juara tidak semudah membalikkan tangan. Butuh kerja keras dan dukungan semua pihak agar bisa nangkring di urutan pertama. Untuk memberikan dukungan polling SMS, harus ada yang menggerakkan.

Selain empat tokoh di atas, dukungan warga Banyuwangi sangat diperlukan. Petani, nelayan, hinga pejabat pemkab ikut andil dalam perebutan tahta juara ini. “Nelayan dan petani yang tergabung dalam KTNA juga mendukung kami. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati Banyuwangi, Disbudpar; fesbuker, TKI dan TKW di luar negeri dan teman-teman lkawangi seluruh dunia yang ikut mempromosikan di facebook,” tandas penyanyi kelahiran 26 April 1990 itu.

Fitri kini bukan lagi menjadi milik warga Banyuwangi. Setelah meraih juara satu, dia bakalan sibuk bolak balik jakarta-Banyuwangi. Jadwal show dipastikan juga bakal bertambah banyak. “Kami memang tidak sepenuhnya terikat dengan manajemen. Yang pasti, dalam waktu dekat ini kami akan terbang ke Jakarta,” ujar ibu dari Razelio Dastan Khalifa, 2, tersebut.

Perjuangan menuju Bintang Pantura sangatlah berat. Kesuksesan ini diawali dari audisi yang berlangsung di Hotel Santika pada 15 Juli 2017 lalu. Peserta audisi membdudak. Ada 50  lebih peserta berebut tiket untuk tahap berikutnya.

“Saya akhirnya lolos dan berhak maju ke tahap berikutnya. Tanggal 6 Agustus masuk grand final hinga akhirnya tersaring hanya empat peserta,” ungkap penyanyi yang tinggal di Jaiag, Gambiran tersebut.

Bakat Fitri menyanyi memang sudah terlatih sejak kecil. Sejak bangku SMP dia sudah terlatih menyanyi dari panggung ke panggung. Yang membuat Fitri sedih, ditengah perjalanan meniti karir sebagai penyanyi, ibunya mendadak meninggal dunia.

“Ibu saya (Muhaiyah) meninggal ketika saya masih duduk di bangku SMP. Waktu itu saya benar-benar terpukul,” ujar alumni SMPN 1 Banyuwangi itu mengenang masa lalunya. Meski ditinggal ibu tercinta, Fitri terus meniti karir lewat musik.

Menginjak SMA, jadwal manggung semakin sibuk. Namun, sesibuk apapun Fitri tetap harus konsentrasi ke sekolah. Lagi-lagi, di tengah karirnya yang terus melejit, Fitri kehilangan orang dekat yang sangat disayangi.

“Ayah saya (Syahroni) meninggal dunia ketika saya masih di bangku SMA. Kesedihan ini makin bertambah. Meski begitu, saya tak mau larut dalam kesedihan,” ungkapnya. Hidup tanpa bapak dan ibu semakin memacu Fitri untuk lebih mandiri. Dia pun harus membiayai sekolah dengan kerja lebih keras lagi. Dari hasil manggung itulah, Fitri bisa membiayai sekolah hingga lulus.

“Kami memang harus menjadi tulang pungung keluarga walau itu. Lumayan uang dari hasil menyanyi bisa untuk membiayai sekolah,” ujarnya. Tanggapan menyayi dari pangung ke panggung tidak selamanya harus dibayar dengan uang.

Awal meniti karir di jalur musik , Fitri harus rela dibayar “ucapan terima kasih”. Ada juga tuan rumah yang mengundang membayarnya dengan kue seadanya. “Waktu manggung pertama kali saya juga pernah dibayar Rp 15.000. Ngak apa yang penting ikhhs dan saya trima apa adanya,” ungkap Fitri yang men gaku sejak kecil tinggal di Kelurahan Sobo, Banyuwangi itu.

Sang suami, Anung mengaku sangat mendukung karir istri tercintanya tersebut. Pria berusia 31 tahun asal Purwoharjo itu tidak bisa menghalangi karir istrinya karena sudah menjadi pilihan hidup.

“Saya tetap mendukung karrna itu merupakan jalan terbaik untuk istri saya. Gimana lagi, Fitri kini sudah menjadi milik warga Banyuwangi. Saya secara pribadi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan semua piha hingga Fitri bisa menjadi juara,” ucap Anung.

Dalam malam grand final Mingu (27/8), Fitri yang juga anak didik pedangdut Inul Daratista berhasil menyingkirkan Qiki, kontestan asal Garut sekaligus “binaan” pedangdut Iyeth Bustami.

“Inul dan sederet artis nasional juga akan kita undang ke Banyuwangi dalam waktu dekat. Kami akan terus mendukung jika ada artis Banyuwangi go nasional,” tandas Ketua KONI/DPC Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Harianto. (radar)