Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Pesantren Tertua mulai Ramai Dikunjungi Peziarah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

GENTENG, Jawa Pos Radar Genteng – Nama Pondok Pesantren Al Ashriyah yang berlokasi di Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng, dan disebut-sebut pesantren tertua di Kabupaten Banyuwangi, kini mulai banyak dikunjungi warga, terutama dari luar daerah.

Sejumlah santri tampak datang ke Pondok Pesantren yang didirikan Kiai Abdul Basyar pada 1882 dan tempat mengaji Syaikhona Kholil, Bangkalan, Madura, Minggu (12/2). “Saya pertama datang ke sini (Pesantren Al Ashriyah),” cetus Said Fahmi, 30, asal Kecamatan Kepanjen Kidul, Kabupaten Blitar.

Fahmi yang datang menggunakan mobil bersama dua temannya mengaku mengetahui nama pesantren yang konon Al Ashriyah itu itu dari 100 daftar pesantren tua yang dirilis PBNU. “Ada rilisan 100 pesantren tua yang usianya lebih dari satu abad, kami ingin tahu pesantren itu,” katanya.

Dari informasi itu, Said bersama temannya memutuskan untuk berangkat ke Banyuwangi untuk melihat kondisi pesantren yang kini dipimpin Kiai Sadali Mawardi itu. “Dari tadi hanya motret-motret, belum sempat sowan ke kiai,” ujarnya.

Sebelum datang ke pesantren Al Ashriyah, Said mengaku sudah mengorek informasi penting terkait pesantren yang berdiri pada 1882 itu. “Kami tambah excited setelah tau pesantren ini pernah disinggahi Syaikhona Kholil, Bangkalan,” pungkasnya seraya berpamitan hendak menunaikan salat duhur.

Pengasuh Pondok Pesantren Al Ashriyah Kiai Sadali Mawardi menyampaikan peziarah yang datang ke pesantrennya memang ada, tapi jumlahnya tidak banyak. “Yang datang bukan rombongan dengan bus bus seperti itu,” katanya.

Para pengunjung yang datang itu, terang dia, tidak sampai sowan ke rumahnya. Mereka itu, biasanya hanya melihat-lihat kondisi pesantren. “Saya ketemu pengunjung saat salat berjamaah, saya tanya ternyata orang jauh, sering seperti itu,” ungkapnya.

Hanya saja, lanjut dia, akhir-akhir ini ada sedikit peningkatan kunjungan dari luar daerah, itu setelah pesantrennya dirilis oleh PBNU sebagai pesantren berusia lebih dari satu abad. “Beberapa hari lalu ada yang napak tilas, katanya kakek atau orang tuanya dulu mondok di sini,” ungkapnya.(sas/abi)

source

Exit mobile version