Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Peselancar 14 Negara Ikuti Kompetisi Selancar Layang di Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Tabuhan Island Kite and Wind Surfing International Competition. (Foto: detik.com)

BANYUWANGI – Tabuhan Island Kite and Wind Surfing International Competition digelar di Pulau Tabuhan, Banyuwangi. Sebanyak 30 peserta dari 14 negara bersaing menampilkan atraksi seluncur angin terbaik di ajang sport tourism ini.

Ajang ini melombakan berbagai kelas yaitu kategori racing (maraton), trapezoid, speed trial, freestyle dan big jump exhibition dengan memperebutkan hadiah menarik total Rp 105 juta.

Salah satu peserta memamerkan skillnya. (Foto: detik.com)

Pulau Tabuhan Banyuwangi benar-benar menjadi surga bagi para peselancar angin. Para atlet dari mancanegara terlihat sangat menikmati suasana pulau berpasir putih tersebut. Hembusan angin yang kencang, ombak yang tidak terlalu besar yang dipadu dengan keindahan pulau menjadi kenikmatan tersendiri bagi para peselancar tersebut.

Seperti yang diungkapkan salah satu peserta Narapichit Pudla asal Thailand. Dia sangat senang bermain selancar angin di Pulau Tabuhan. Menurut dia, Pulau Tabuhan merupakan lokasi terbaik untuk bermain selancar angin di Indonesia.

“Di sini kecepatan anginnya pas. Apalagi pulaunya sangat cantik. Lokasi yang paling bagus untuk bermain surfing di Indonesia,” katanya, Minggu (27/8/2017).

Pulau Tabuhan merupakan tempat ketiga di Indonesia yang pernah didatangi oleh Narapichit untuk bermain selancar angin di Indonesia, setelah Bali dan Pulau Bintan.

Narapichit merupakan pemenang juara kedua kategori freestyle di kompetisi ini pada tahun 2015 lalu.

“Saya sudah dua kali mengikuti kompetisi di Pulau Tabuhan ini. Cuaca dan anginnya benar benar mendukung, Sangat menyenangkan,” katanya.

Pulau ini dikenal memiliki angin yang cocok untuk digelar selancar layang dan angin. Bahkan angin di Pulau Tabuhan memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh tempat lainnya.

Hari ini, Narapichit beratraksi freestyle. Dia beberapa kali bermanuver menampilkan aksi terbang di atas air lalu melandai kembali dengan gerakan-gerakan akrobatik.

Selain diikuti peserta pria, kompetisi ini diikuti peserta wanita. Salah satunya Madlen Ernest dari Austria. Madlen menjadi yang terbaik di kelas maraton. Di kelas maraton, para peserta diadu menjadi yang tercepat berseluncur mengitari Pulau Tabuhan.

“Saya beruntung, meskipun saya sudah berlatih sebelumnya. Anginnya sangat bagus, membantu saya menambah kecepatan sehingga bisa jadi pemenang,” kata Madlen.

Pulau Tabuhan sendiri merupakan sebuah pulau kecil tak berpenghuni yang masuk Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Hanya diperlukan waktu 20 menit untuk menuju ke Pulau Tabuhan dengan menggunakan perahu motor.

Pulau yang terletak di sisi Timur Kabupaten Banyuwangi ini menyimpan pesona yang indah. Pasir putih yang halus, air laut yang jernih dan biota laut yang menawan. Tak heran, banyak wisatawan yang pergi ke pulau ini untuk melakukan snorkeling dan diving.

Secara terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sport tourism menjadi salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata daerah. “Sport tourism efektif untuk mendorong wisata. Jadi kita dapat dua manfaat, pertama kunjungan atlet dan wisatawan penggemar olahraga air. Kedua, promosi destinasinya yaitu Pulau Tabuhan,” ujar Anas.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Wawan Yadmadi mengatakan, kompetisi berlangsung selama dua hari, 26-27 Agustus.

“Hari ini kategori yang dilombakan marathon women and men serta freestyle. Besok dilanjutkan kategori lainnya,” ujarnya. (detik.com)