TEGALDLIMO – Puluhan petani di Dusun Purworejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, menggelar selamatan dan doa bersama di persawahan di daerahnya kemarin (5/9). Ritual itu dilakukan untuk minta hujan.
Meski berlangsung sederhana, tapi proses selamatan yang digelar di tengah kebun jeruk milik warga itu berlangsung cukup khidmat. Para petani membawa makanan berupa nasi, mi instan, dan lauk tahu-tempe seadanya. Salah seorang petani, Partomin, 68, mengatakan selamatan itu dilakukan untuk minta berkah hujan kepada Allah.
Pasalnya, sudah hampir dua bulan terakhir di desanya kesulitan air bersih dan air irigasi pertanian. Akibatnya, banyak petani yang membiarkan lahan pertaniannya “tidur”. Hal senada juga diungkapkan Miseri, 54.
Petani asal Dusun Purworejo, Desa Kalipait, itu me nyampaikan sejak musim kemarau hampir semua petani kelimpungan mencari air. Kalaupun ada, harus dilakukan dengan cara menyedot air dari dalam sumur, dan itu menambah beban biaya operasional petani.
“Semoga dengan selamatan ini bisa lekas turun hujan,” harapnya. Selamatan yang digelar di persawahan itu bukan kali pertama dilakukan para petani di desa itu. Setahun lalu kegiatan serupa juga pernah digelar. Hasilnya, setelah selamatan turun hujan meski berlangsung hanya beberapa hari.
Para petani di Dusun Purworejo, Desa Kalipait, sebagian besar menanam jeruk dan palawija. Tetapi, petani juga ada yang membiarkan sawahnya, karena khawatir merugi lantaran tidak ada air irigasi selama musim kemarau. “Meski menanam palawija tetap butuh air,” terang Miseri.
Jika hujan turun bisa membasahi lahan pertanian yang kini sudah mulai kering kerontang, bahkan tanahnya sudah banyak yang nelo (tanah retak). “Namanya juga ikhtiar, semoga dikabulkan Allah,” harapnya. (radar)