SINGOJURUH – Situs Lastono atau petilasan Syekh Siti Jenar di Dusun Sukorejo, Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, selama bulan Suro ini ramai dikunjungi peziarah. Mereka tidak hanya dari wilayah Banyuwangi, tapi juga banyak yang dari luar kota.
Juru kunci petilasan Syekh Siti Jenar, Turin, mengatakan para peziarah yang datang dari berbagai daerah di Banyuwangi itu sejak awal Suro lalu. Peningkatan jumlah peziarah itu mencapai 80 persen dibanding hari biasa.
“Rata-rata setiap hari ada 50-an peziarah yang datang,” ungkapnya. Tidak hanya orang tua, anak-anak dari berbagai sekolah dan pondok pesantren juga datang ke situs peninggalan salah satu waliyullah itu. Selain berziarah, para siswa dan santri itu biasanya dalam rangka mengerjakan tugas sekolah.
“Saya diminta menceritakan keberadaan situs Syekh Siti Jenar, para siswa merangkum dalam buku tugasnya,” katanya. Para pengunjung situs Lastono itu tidak hanya datang pada siang hari. Sebagian juga ada yang datang pada malam hari. Peziarah yang datang pada malam hari itu biasanya melakukan ritual khusus.
Kalau ritual paling ramai pada Kamis malam Jumat,” jelasnya. Sementara itu, salah seorang pe ziarah, Sulthon, 39, asal Dusun Tratas, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, mengaku sengaja berkunjung ke petilasan Syekh Siti Jenar itu setelah mendengar cerita dari salah seorang rekannya. Karena penasaran, dia memutuskan berziarah ke petilasan tersebut.
“Tujuannya hanya jalan-jalan sambil berziarah, karena Syekh Siti Jenar itu juga waliyullah yang ikut menyebarkan agama Islam,” katanya. Shulton tidak menduga situs petilasan Syekh Siti Jenar itu ternyata menjadi cikal-bakal nama Desa Lemahbang. Hingga kini petilasan itu masih terawat baik.
“Apalagi tempatnya juga sangat rindang dan sejuk,” pungkasnya. (radar)