Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Peziarah Pilih Puasa Bicara dan Puasa Tertawa

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Petilasan yang dipercaya sebagai makam Syeikh Maulana Ishak

SAAT ini selfi menjadi tren di kalangan remaja, bahkan orang yang sudah tua sekalipun. Demi mendapatkan hasil yang bagus biasanya orang-orang pergi ke tempat wisata kemudian selfie dengan background tempat wisata tersebut. Dan salah satu spot selfi yang lagi hits di Banyuwangi saat ini adalah bukit Watudodol.

Bukit Watudodol ini terletak di kawasan hutan Perhutani Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Banyuwangi utara, petak 66 i, Resort Pengelolaan Hutan (RPH) Selogiri Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Ketapang.

Selain panorama pemandangan yang indah dengan latarbelakang view Selat Bali yang mempesona, di sana juga terdapat makam keramat Syeikh Maulana Ishak. Awalnya tempat itu dibuka untuk wisata religi berupa petilasan Syekh Maulana Ishak dan Putri Sekardadu yang merupakan tokoh yang dihormati dari banyak kalangan.

Syeikh Maulana Ishak dan Putri Sekardadu adalah orang tua dari Sunan Giri. Sementara itu Putri Sekardadu adalah Putri dari Kerajaan Blambangan yang bertahta pada masa Syeikh Maulana Ishaq singgah di Banyuwangi.

Untuk tiba di atas bukit Watudodol pengunjung harus menaiki anak tangga sejauh 300 meter menuju atas bukit. Begitu tiba di atas bukit, pengunjung akan disuguhi oleh sebuah bangunan menyerupai musala.

Di dalam bangunan yang dikelilingi oleh pagar tersebut terdapat sebuah makam yang di dalamnya memang sengaja dilengkapi dengan peralatan salat dan kitab suci Alquran. Di sinilah konon tempat jasad Syeikh Maulana Ishak dimakamkan hingga saat ini makam tersebut masih sering diziarahi oleh beberapa orang untuk sekadar memanjatkan doa serta menabur bunga di atas makam tua tersebut.

Bukan hanya peziarah kubur saja yang datang ke makam itu. Beberapa orang juga sempat menginap di makam Syeikh Maulana Ishak tersebut. Mereka mengaku ingin memperoleh wangsit atau mimpi.

Selain itu mereka melakukan puasa makan, puasa bicara, dan puasa tertawa. Untuk berkomunikasi yang mereka lakukan hanya dengan menggunakan bahasa isyarat dan tersenyum saja.

Kebanyakan orang yang datang untuk melakukan ritual tersebut dari luar kota Banyuwangi. Tidak hanya melakukakan ritual dan menginap di makam itu beberapa orang yang datang juga ada yang memandikan keris dan pusaka di atas makam Syeikh Maulana Ishak tersebut.

“Sering orang yang menginap di makam itu, aneh-aneh ritualnya ada yang bakar dupa, kemenyan dan ada juga yang puasa bicara jadi kami pakai bahasa isyarat kalau komunikasi,” ucap penjaga kebersihan Bukit Watudodol, Sunarmo.

Selain petilasan terdapat pula bangunan kecil menyerupai kuil yang berada di sisi timur makam. Pada hari tertentu selalu ada beberapa sesaji dan hio yang ditujukan kepada Dewa Bumi Tu Di Gung.

Di kuil mini tersebut selalu tercium bau kemenyan dan dupa yang sengaja dibakar oleh pengunjung dan peziarah. Arema mistis sangat kental terasa di bukit Watudodol tersebut. Disarankan bagi pengunjung yang datang ke tempat itu agar tidak berteriak dan tertawa terlalu kencang saat berada di area makam. Dikarenakan akan mengganggu knnsentrasi para peziarah yang sedang melakukan ritual didalam makam Syeikh Maulana Ishak.

“Kebanyakan yang datang warga tionghoa dan membakar dupa. Mesti penuh sesaji kalau hari-hari tertentu,” ucap Sunarmo. Penjaga maupun pengelola bukit watudodol tidak keberatan dengan adanya pengunjung dan peziarah yang datang ke makam Syeikh Maulana Ishak.

Mereka hanya diwajibkan membayar parkir dan biaya masuk ke atas bukit serta harus mematuhi larangan agar tidak membuang sampah sembarangan. Bukit Watudodol merupakan salah satu destinasi pariwisata yang ada di Banyuwangi Utara.

Tidak hanya keindahan pemandangannya saja, suasana mistisnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa orang yang ingin menggali lebih jauh tentang dunia lain di balik keindahan Bukit Watudodol. (radar)