Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Pikap Muatan Tahu Nangkring di Double Way

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KALIPURO – Putaran double way depan perusahaan pengolahan udang PT.1368 kembali makan korban. Setelah sebelumnya penyeberang jalan diseruduk pengendara sepeda motor, kali ini pikap muatan satu ton tahu mengalami celaka.

Makin seringnya terjadi kecelakaan, keberadaan ruas by pas di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, itu tampaknya perlu ditinjau ulang.  Kecelakaan yang dialami pikap bernopol P 8067 VF itu berawal dari keberadaan truk yang berbelok mendadak masuk ke dalam pabrik 17111368.

Pikap tersebut menghindari sebuah truk yang tidak diketahui identitasnya tersebut. Tidak ingin menabrak truk warna kuning itu, pengemudi pikap, Imam, langsung banting setir ke kanan. Langkah spontanitas itu tampaknya bisa mencegah terjadinya tabrakan keras dua kendaraan roda empat itu.

Namun, upaya itu tidak cukup berhasiL Meski kendaraan sudah melewati pembatas jalan, tapi dari arah berlawanan ada kendaraan yang melintas. Menyadari adanya risiko besar, pengemudi asal Desa Alas Buluh, Kecamatan Wongsorejo, itu seketika banting setir ke arah kiri.

Sehingga, kendaraan terpaksa naik di median jalan tersebut. Akibatnya, muatan mobil pengangkut tahu itu tumpah ke jalan. Truk yang menjadi pemicu kecelakaan itu lolos dari musibah. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Hanya saja, gara-gara insiden itu, pengemudi mobil mengalami kerugian cukup besar. Pengemudi pikap, imam, mengatakan dirinya tidak dengan kecepatan terlalu tinggi sebelum kecelakaan itu. Dia sudah menyalakan bel sebagai tanda peringatan agar truk tersebut tidak belok arah.

Namun, tntk warna kuning itu tetap tidak mengindahkan rambu-rambu itu. Akibatnya, dia tidak bisa mengendalikan kemudi dan memilih banting setir ke kanan. “Sudah saya bel-bel, tapi tetap saja truk itu belok,” katanya.

Seandainya dirinya tidak cepat tanggap, tabrakan tidak bisa terelakkan. “Kalau saya tidak segera belok, ya bisa tabrakan,” katanya. Dia bersama kernet, Sugeng tidak menglami luka serius. Hanya saja. rencana pengiriman tahu ke passar Banyuwangi itu terlambat.

“Ruginya ya banyak,” keluhnya. Sementara itu, ada dua rambu-rambu di perlintasan belok arah itu. Anehnya simbol panah pada rambu-rambu yang terpasang itu tidak semua menghadap ketimur. Dari arah selatan, ada rambu-rambu simbol panah menghadap ke timur.

Artinya, semua kendaraan bisa belok arah ke timur. Anehnya, tepat di perlintasan itu juga ada rambu-rambu yang justru punahnya menghadap ke barat. Keberadaan rambu-rambu beda arah itu dianggap tidak tepat.

Jika disimak, kendaraan dari arah utara juga bisa belok ke barat. Biasanya, kendaraan dari pabrik langsung bisa melewati ruas tersebut karena berbekal rambu-rambu ganda itu. (radar)