Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Polair Tutup Rafting Sungai Kedung Lowo

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

pasca-meninggalnya-rita-marta-ayu-18-area-rafting-di-sepanjang-sungai-kedung-lowo-ini-langsung-ditutup-oleh-satpolair-banyuwangi

Tidak Berizin, Safety Belum Penuhi Standar

LICIN – Meninggalnya Rita Marta Ayu, 18, saat bermain rafting di Kedung Lowo, Dusun Ledok, Desa Jelun, Licin, Minggu (13/11) mengundang perhatian  aparat kepolisian. Tidak ingin kejadian  serupa terulang, kemarin kepolisian menutup sementara jalur rafting yang  memanjang dari sungai Dusun Srampon, Desa Segobang hingga Dusun Ledok, Desa Jelun, tersebut.

Kasat Polair Polres Banyuwangi, AKP Subandi, menjelaskan tempat rafting tersebut ditutup karena belum memiliki izin. Dari segi safety, aktivitas rafting tersebut masih jauh dari  standar yang ditentukan. ”Rafting  di jalur itu kita tutup sementara untuk umum. Pengelola rafting akan kami bina dulu, karena dari segi keselamatan peralatan maupun keahlian pemandu masih kurang mumpuni,” kata Subandi.

Sejatinya, jalur yang memanjang dari sungai di Dusun Srampon,  Desa Segobang, hingga Dusun Ledok, Desa Jelun, sangat cocok  digunakan sebagai sarana olahraga rafting. Derasnya arus dan medan yang ekstrem dirasa  mampu menaikkan adrenaline  penggemar olahraga air itu.

”Tapi   hanya cocok bagi penggemar rafting profesional. Untuk pemula sangat tidak cocok karena jalurnya terlalu ekstrem,” tandasnya.  Pihaknya mengimbau kepada masyarakat yang memiliki hobi bermain rafting hendaknya tidak sembrono memilih tempat.

Masyarakat juga diimbau agar memilih jalur rafting yang sudah memiliki izin. Yang terpenting,  lanjut Subandi, dari segi keselamatan sudah mumpuni seperti  yang ada di Kecamatan Songgon  dan Glenmore. Selain arus tidak cukup deras,  pengelola rafting di dua kecamatan itu sudah profesional dan  besertifikat.

”Bagi pemula, olahraga rafting wajib hukumnya didampingi pemandu. Peralatan, seperti helm, life jacket, dan dayung, harus digunakan. Ini demi keselamatan, musibah kemarin bisa menjadi pelajaran yang lainnya,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, rombongan mahasiswa Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) mengalami musibah saat melakukan kegiatan rafting tanpa alat pengaman yang mumpuni di Sungai Sungai Kedung Lowo,  Dusun Ledok, Desa Jelun, Kecamatan Licin, Minggu lalu (13/11).

Satu mahasiswi dinyatakan hilang setelah perahu karet yang ditumpangi terbalik di sungai yang kemiringannya cukup curam tersebut.  Korban hilang bernama Rita Marta Ayu, 18, warga Dusun Badolan, Desa  Bajulmati, Wongsorejo. Sementara   itu, lima rekannya selamat dari maut.

Dua hari dinyatakan hilang, akhirnya jasad Ratna ditemukan warga mengambang di tepi utara Kedung  Lowo, Desa Jelun, dengan keadaan  sudah tidak bernyawa. (radar)