Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Polisi Periksa Empat Orang Terkait Kematian Ngadelan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

polisi-periksa-empat-orang-terkait-kematian-ngadelan

TIDAK berselang lama setelah mayat Ngadelan ditemukan, malam itu juga polisi dan warga mengamankan dua warga yang dicurigai mengetahui peristiwa maut tersebut. Proses pengamanan dua warga ini berlangsung dramatis. Yuliono, kerabat korban yang ikut dalam pencarian menngatakan, malam itu usai jenazah dievakuasi ke rumah duka, dia bersama warga lain dan dua polisi preman melalukan pemeriksaan di sekitar lokasi.

Kemudian, mereka mendatangi salah satu gubuk yang berada tidak jauh dari lokasi penemuan mayat. Di gubuk tersebut mereka menemukan warga bernama LK, 40. Anehnya, ketika diajak berbincang, orang itu tiba-tiba melarikan diri. Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Namun, LK lolos dan lari ke perkampungan warga.

“Kita ke gubuk LK, lha setelah diajak ngomong, dia lari,” ucapnya. Di tengah pengejaran, ada warga lain yang melintas di sekitar lokasi. Karena dianggap mencurigakan, warga yang diketahui bernama PN dan tinggal di Dusun Krajan, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, itu dibawa ke balai desa untuk dimintai keterangan. Warga lain terus mencari LK yang bersembunyi di perkampungan warga.

“Orang ini mencurigakan. Ditanya sampeyan dari mana, jawabnya pinjam senter Pak LK. Padahal, tadi LK sudah membawa senter,” ucap Yuliono. Kapolsek Glenmore, AKP Mujiono, mengatakan warga yang diamankan pada malam setelah penemuan mayat terebut berstatus saksi.

“Mereka saksi,” ucap mantan Kanit Provost Polres Banyuwangi itu. Penyelidikan oleh aparat kepolisian terus dilakukan. Usai proses pemakaman korban, Unit Reskrim dan Intelkam Polsek Glenmore kembali mengamankan dua orang yang diduga kuat mengetahui peristiwa pembunuhan Ngadelan.

Kedua orang itu adalah KY, 65, dan FH, 17. Keduanya diamankan dari rumahnya di Desa Sumbergondo dan langsung menjalani pemeriksaan di polsek Glenmore. Kanitreskrim Polsek Glenmore Iptu Abdul Syajad, mengatakan kedua orang itu dimintai keterangan karena di perkirakan mengetahui kejadian tersebut.

“Kita masih memeriksa, penentuan status masih belum ditentukan,” tandasnya. Sementara itu, LK menuturkan malam itu dirinya sengaja melarikan diri karena takut. Dia mengaku trauma dengan peristiwa sebelumnya. Sebab, pernah ada warga yang angon bebek di datangi gerombolan anak muda yang memaksa meminta bebek. Tidak hanya itu, gerombolan pemuda itu juga melakukan tindak kekerasan terhadap warga.

“Saya memang masuk desa, mau minta tolong,” akunya. Penuturan hampir sama diutarakan Poniran. Warga Jambewangi itu mengaku malam itu berada di sekitar lokasi untuk melihat padi hasil panennya. “Saya panen dua tumpuk,” ucapnya.

Hal itu dikuatkan Kepala Dusun Gunungsari, Edi Punvadi, 46. Dia mengungkapkan, malam itu dia termasuk salah satu warga yang ikut mencari dan mengamankan LK. “Sekitar pukul 21.00 LK kita amankan.” jelasnya Dia membenarkan kabar kejadian orang angon bebek yang didatangi gerombolan anak mabuk itu memang benar. Hal itu diduga menjadi alasan LK malam itu melarikan diri.

Edi juga mengaku mengetahui kedua orang itu memang beraktivitas di sawah dan bekerja di bidang budidaya bebek. “Dulu pernah boro (angon bebek di luar daerah). Di sana didatangi anak mabuk,” ucapnya. (radar)