Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Puluhan Massa Gelar Aksi Tolak People Power

Foto: timesindonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: timesindonesia

BANYUWANGI – Sebanyak puluhan orang yang mengatasnamakan ‘Banyuwangi Bela Bangsa’ melakukan aksi tolak people power di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi. Aksi tersebut dimaksudkan untuk menolak adanya kelompok yang akan mendelegitimasi KPU dan Bawaslu.

“Jangan nodai Banyuwangi yang damai ini dengan isu dan gerakan yang mampu memecah belah. People power tidaklah mendidik,” kata orator Banyuwangi Bela Bangsa, Jumat (17/5/2019).

Dilansir dari Timesindonesia, mereka juga meminta apabila ada pihak yang tidak puas dengan hasil Pemilu 2019 agar memprosesnya melalui mekanisme yang ada. Tentunya dengan prosedur yang benar, tanpa menggunakan tindakan berembel-embel people power.

Aksi dimulai sekitar pukul 16.00 WIB. Massa langsung melakukan orasi mendukung kinerja KPU dan Bawaslu yang telah menjalankan tugasnya melaksanakan Pemilu 2019 dengan sukses. Massa juga membentangkan spanduk dan poster. “Dukung KPU, Bawaslu, TNI dan Polri untuk NKRI,” tulis mereka pada salah satu posternya.

Selain berorasi, peserta juga menggalang tanda-tangan penolakan gerakan people power. Setelah ditandatangani, spanduk berisi tanda tangan dukungan itu diserahkan kepada KPU Banyuwangi.

Perwakilan massa juga memberikan bunga mawar kepada Ketua KPU, Ketua Bawaslu dan perwakilan dari Polres sebagai bentuk apresiasi kerja lembaga tersebut.

Koordinator Banyuwangi Bela Bangsa, Eko Sukartono menyatakan, aksi itu dilakukan menyusul adanya ancaman delegitimasi KPU dan Bawaslu. Dia berama seluruh elemen yang tergabung dalam Banyuwangi Bela Bangsa ingin menghadang ancaman delegitimasi itu.

“Kami masyarakat Banyuwangi siap menghadang people power di tanah Blambangan ini,” katanya.

Ia juga meminta masyarakat agar tidak ada yang berangkat ke Jakarta pada 22 Mei mendatang. Karena menurutnya aksi delegitimasi KPU dan Bawaslu itu gerakan yang semaunya sendiri.

Menurut Eko, Pemilu ada tahapannya. Dia meminta semua pihak menunggu sampai tahapan Pemilu selesai.

“Maka kita berharap sadarlah. Jangan sampai terjadi pengerahan massa. Justru kita akan diadu domba. Lakukan dengan mekanisme yang ada. Ingat, masih ada MK,” kata Eko.

Ketua KPU Banyuwangi, Syamsul Arifin mengucapkan terima kasih atas dukungan elemen masyarakat kepada KPU. Hal itu menandakan selama ini tahapan dan kinerja KPU diapresiasi oleh publik.

Dia mengatakan, masyarakat bisa melihat sendiri setiap tahapan Pemilu tidak ada yang ditutup-tutupi. Tidak ada yang kita sembunyikan.

“Semuanya bisa dikawal, bisa dilihat dan bisa dicek. Saya bersyukur ada elemen masyarakat yang bisa secara obyektif melihat kinerja KPU,” ujarnya.