Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Rahim Ibu “Bayi Ajaib” Dikuret

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

rahimBANYUWANGI- Ini perkembangan terbaru terkait kasus pembuangan bayi yang ditemukan warga mengambang di sungai di Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi. Senin malam lalu (8/12) sang ibu ” bayi ajaib’ tersebut, Saritem (samaran), di larikan ke RSUD Blambangan. Dia di rujuk ke rumah sakit milik pemerintah itu karena mengalami pendarahan setelah melahirkan bayinya tersebut. Sebelumnya, siswa kelas 9 sekolah menengah pertama (SMP) itu sempat dirawat di Puskesmas Licin.

Namun karena kondisinya terus memburuk, ibu belia itu akhirnya dilarikan ke rumah sakit. “Dia pucat karena mengalami pendarahan terus,” beber Sri Sukowati, kepala Ruangan Bersalin RSUD BIambangan, kemarin (9/12). Hasil pemeriksaan diketahui kadar hemoglobin (hb) Saritem sangat rendah. Tercatat kadar bb darahnya hanya 7,8. Padahal, nominslnya kadar hb untuk perempuan harus mencapai angka 10. Demi mengembalikan kondisinya, tim dokter langsung mengambil tindakan medis.

Selain memberikan transfusi darah, tim medis juga melakukan upaya lain yakni kuret tindakan medis itu demi membersihkan rahim Saritem dari sisa ari-ari yang masih berada di dalam rahimnya. “Dikuret biar rahimnya kembali bersih,” ujar Sri Sukowati. Saat ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, kondisi Saritem masih tergolek lemas di RSUD Blambangan. Dia juga mengaku masih lemas. Meski begitu, menurut bidan yang menanganinya, kondisi Saritem sudah berangsur membaik.

“Saat ini kondisinya sudah membaik. Pasien habis menjalani kuret (mengeluarkan jaringan kandungan yang masih tersisa). Saat ini masih menjalani tambah darah, karena hb darahnya 7,8,” terang Sisca Zulviana bidan di RSUD Blambangan. Kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Saritem mengaku menyesal telah membuang anak kandungnya. Dia membuang darah dagingnya sendiri lantaran takut dan malu karena melahirkan anak di luar nikah.

“Sebenarnya tidak tega dan kasihan. Karena saya takut dan malu kepada orangtua dan tetangga, akhirnya saya buang saja bayi itu di sungai. Bayinya saat itu nangis,” terang Saritem. Dia juga menceritakan proses lahirnya bayi tersebut. Pada malam sebelum dilahirkan, Saritem sudah merasakan sakit perut. bahkan dia itu mengira bahwa itu tanda bahwa dia akan melahirkan. ‘Sabtu malam jam tujuh sudah terasa mules. Akhirnya pada minggu Subuh, saat orang mengaji Subuh terdenger anak saya lahir di kamar. Lantaran takut dan malu, saya membuang bayi tersebut.

Saya bawa dia ke sungai yang tidak jauh dari kamar. Jaraknya lima meter dari kamar, lalu saya buang sendirian,” tuturnya. Setelah membuang bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut, dia lantas kembali ke kamar. Dia juga mengaku mengetahui bahwa di sekitar pondok pesantren ada keributan karena warga menemukan bayinya. “Ya saya dengar ada orang ribut-ribut menemukan bayi. Saya tambah takut.

Akhirnya, ada kakak kelas saya yang curiga. Akhirnya mereka tahu bayi itu anak saya,” terang Saritem. Saat di tanya, apakah tidak ada yang curiga saat dia mengadung? saritem mengatakan teman-tamannya tidak ada yang curiga. Bahkan, dia mengaku tidak menyadari bahwa dirinya hamil. Dengan perut yang membesar tersebut. Saritem mengira itu hanyalah sebuah penyakit. “Saya tidak merasa sedang hamil. Saat perut ini membesar saya kira cacingan, Biasanya orang hamil itu kan kakinya bengkak tapi saya enggak” terang saritem.

Dia menambahkan, sudah setahun lamanya berpacaran dengan ayah bayi tersebut. Dia mengaku sudah melakukan hubungan suami istri beberapa kali di rumah pacarnya. ‘Iya, sudah empat kali saya gitu. Saya mau karena rayuan pacar saya. Biasanya saya melakukan di rumah pacar setelah duhur. Dirumah pacar saya ini sepi, hanya ada neneknya,” tutur perempuan berusia 14 tahun itu. Atas kejadian ini, Saritem mengaku sangat menyesal karena telah membuang darah dagingnya tersebut.

Rencananya, dia akan menikah dengan pacarnya tersebut. Bayi yang hidup meski telah dia buang tersebut rencananya akan dirawat orang tua Saritem. ”Kata orang tua, saya akan dan bayinya akan dirawat orang tua saya. Bayi saya saat ini masih dirawat di ruang sebelah,” terang Saritem kemarin. Seperti diberitakan sebelumnya, bayi laki-laki ditemukan warga Kelurahan Penataban, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Minggu pagi (7/12).

Sesosok bayi itu diduga sengaja dibuang orangtuanya. Bayi itu di temukan dalam keadaan hidup Saat ditemukan, bayi itu berbobot 2.400 gram dengan panjang 47 centimeter Polisi tak butuh waktu lama untuk mengungkap kasus tersebut. Saritem berhasil diamankan dalam waktu singkat. Pacarnya yang di duga sebagai ayah bayi itu sudah keterangan. Lelaki itu adalah Achmad Miftahul Sunu 18, warga Dusun Krajan, Desa Kluncing kecamatan licin, Banyuwangi. (radar)