Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Rajin Berburu Burung Juara Lewat Medsos

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

brigadir-syaiful-memberi-makan-anakan-burung-berkicau-di-rumahnya

Brigadir Mohamad Syaifullah, Polisi Kolektor Burung

PERUM Pesat Gatra di Kelurahan Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, tampak tenang pagi itu. Kesibukan penghuninya yang sebagian besar didominasi anggota Polri ini  terfokus di dalam rumah masing- masing. Tidak terkecuali rumah milik Mohamad Syaifullah, yang pagi itu  juga tampak tenang dan asri.

Begitu masuk ke dalam rumah  berlantai dua itu, riuh suara burung  sudah menyambut. Beberapa kurungan sudah tampak tergantung di halaman depan. Sebagian lagi burung ada di dalam sangkar serta di lantai  halaman rumahnya.

Burung itu baru saja dimandikan  oleh si empunya. Dengan bantuan  sinar matahari yang masih belum menyengat, unggas itu dijemur agar  sehat dan tampak kembali segar. Beberapa bagian kelengkapan dalam sangkar pun diperiksa.

Kotak makanan dan minuman pun sudah diisi. Itu sudah menjadi aktivitas kesehariannya sebelum menjalankan tugas. Pagi buta  sebelum Subuh, Syaiful sudah  bangun untuk memberikan  perawatan terhadap piaraannya. Saat sebelum apel pagi digelar,  seluruh burung koleksinya sudah dalam kondisi segar.

Pulang kerja, burung juga yang menjadi kali pertama disentuh. Apalagi saat lepas dinas, seharian hampir dipastikan sehari akan dihabiskan bersama burung kesayangannya. Perhatian terhadap burung ini  juga yang rupanya sempat membuat sang istri “cemburu”.

Ekspresi itu muncul lantaran melihat  sang suami jorjoran soal uang  yang dikeluarkan untuk hewan kesayangannya. Terlebih lagi pendamping hidupnya itu sempat takut memegang burung koleksi Syaiful. Namun lambat laun sikap itu pun berubah.

Penolakan berubah menjadi dukungan. Bahkan beberapa kali hunting burung yang dilakukannya, justru diprakarsai sang istri. “Dulu takut dan nggak  dukung. Kini setelah ada hasilnya malah dipinjami uang untuk  berburu indukan burung,”  ujarnya.

Dukungan istri terhadap hobi Syaiful untuk mengoleksi burung terus berlanjut. Kali ini, dia menuju lantai dua rumahnya. Tak  dinyana, bagian atas rumah sudah disulap menjadi kandang raksasa. Beberapa kawat dan kayu dipasang menyerupai kandang.

Dengan mengikuti garis bangunan rumah, beberapa kandang cukup besar menjadi rumah bagi beberapaa ekor burung. “Ini masih ada ruangan lagi bisa dipakai kandang. Masih rencana tapi nantinya bisa dipakai untuk kandang,” ujarnya sambil menunjuk bagian kamar dan kamar  mandi di lantai dua.

Penggunaan lantai dua rumah sebagai kandang burung setidaknya cukup beralasan. Kini, Syaiful merawat lebih kurang 20 ekor burung. Ukurannya pun beraneka ragam mulai masih bayi hingga ada yang sudah dewasa.  Aneka jenis burung sudah dikoleksi seperti kenari, cucak jenggot, murai, jalak Madura, hingga lover bird.

Sebagian  burung yang dimilikinya merupakan hasil penangkaran alias tangkar sendiri. Beberapa di antaranya diperolehnya dengan  hunting di sejumlah kota sampai merambah pencarian di dunia  maya.  Siapa sangka, burung yang  dikoleksi ternyata juga merupakan jawara di setiap kontes yang diikutinya. Keberhasilannya meraih juara membuat nilai  burung yang dimilikinya meroket tajam.

“Kalau juara harganya bisa melonjak hingga jutaan rupiah, bahkan bisa di atas Rp 10 juta,” bebernya. Tidak ada rahasia untuk menciptakan burung menjadi jawara kontes. Cara yang dilakukannya bisa dibilang mirip apa yang dilakukan penghobi lainnya.

Semuanya tergantung pada  kualitas burung anakan. Burung yang memiliki suara bagus, maka keturunannya juga paling diburu oleh kolektor. Anakan burung juara diyakini membawa gen kecerdasan yang  bisa meneruskan kemampuan  induknya.

“Ini ada anakan burung  murai. Sudah banyak yang inden.  Harga satu ekor biasanya Rp 2  juta sampai Rp 3 juta,” bebernya. Untuk mencetak burung kualitas juara dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran. Lewat burung  anakan tadi, calon juara ditaruh di sebuah inkubator. Selanjutnya  Syaiful menyertakan burung  master sebagai pembimbing “olah vokal” bagi burung anakan tadi.

Tidak hanya satu, burung master atau guru vokal ini bisa  berasal dari berbagai jenis burung  yang memiliki kualitas suara berbeda.  Semakin bervariasi hasil  penyerapan burung anakan terhadap suara burung master. Maka semakin bagus pula  tampilan burung dalam sebuah  kontes. (radar)