Forpimka Ramai- ramai Gelar Razia
PURWOHARJO – Para pekerja seks komersial (PSK) yang mangkal di sejumlah lokalisasi, sepertinya sengaja mengajak kucing-kucingan dengan petugas penertiban dari Pemkab Banyuwangi. Kemarin (2/3), mereka mendadak menghilang saat petugas gabungan merazia.
Lokalisasi yang sehari sebelumnya masih ramai dengan para PSK, terlihat jadi sepi. Deretan wisma yang mulai menggeliat dengan para pelacur itu, mendadak jadi melompong. Itu seperti yang terlihat di lokalisasi PSK Turian di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo kemarin (2/3).
Melihat banyak lokalisasi PSK yang mulai buka lagi, petugas gabungan dari polsek dan Satpol PP Kecamatan Purwoharjo datang untuk merazia. Dalam operasi itu, mereka melakukan penyisiran di deretan wisma. Tapi, tidak satu pun PSK yang ditemukan.
Tidak hanya itu, petugas gabungan juga menemui sejumlah warga yang dimungkinkan menyembunyikan PSK. “Dari pemeriksaan di semua wisma, tidak ada PSK yang ditemukan, saya bersama Satpol PP dan kepolisian sudah memeriksanya,” cetus Sekretaris Kecamatan Purwoharjo, Sudjoko.
Menurut Sudjoko, lokalisasi PSK Turian itu sudah lama ditutup, dan tidak boleh beroperasi lagi. “Saya tegaskan kepada warga di sekitar lokalisasi itu, kalau sampai ada PSK yang beroperasi pasti akan dirazia,” tegasnya. Camat Purwoharjo, Ahmad Laini, menyampaikan mendengar ada PSK yang diam-diam beroperasi lagi di daerahnya, pihaknya langsung menggelar razia.
“Selama ini sudah tidak ada,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng. Kesibukan tugas dan kewajiban yang dilakukan kecamatan dan kepolisian, terang dia, bisa saja dimanfaatkan oleh para PSK untuk datang secara diam-diam. Ke depan, pihaknya memastikan tidak akan ada lagi PSK yang datang dan beroperasi di lokalisasi PSK Turian.
“Kalau ada PSK yang datang dari luar daerah, akan langsung di pulangkan, kalau PSK itu dari Banyuwangi, akan dilakukan penanganan,” ujarnya. Untuk mencegah agar tidak ada PSK yang datang lagi, pihaknya menginstruksikan kepada Satpol PP agar sering mengontrol tempat tersebut.
“Kalau bisa petugas trantib itu setiap hari mengontrol tempat tersebut, agar tidak ada lagi PSK yang datang,” tegasnya. Dari data yang berhasil dikumpulkan, selain di lokalisasi PSK Turian, razia juga digelar di lokalisasi PSK Wonosobo, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono; lokalisasi Sumber Loh di Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh, dan Lokalisasi PSK Padang Pasir di Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi.
“Kita sudah periksa lokalisasi di Desa Rejoagung, sudah kosong semua,” cetus Camat Srono, Gatot Suyono. Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, setelah lama tidak terdengar kabarnya, sejumlah lokalisasi penjaja seks komersial (PSK) mulai menggeliat lagi.
Para PSK kini juga sudah mulai kembali ke lokalisasi untuk bekerja lagi. Sejumlah lokalisasi PSK yang kini mulai marak lagi, seperti lokalisasi PSK Turian di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo; lokalisasi PSK Wonosobo di Desa Rejoagung, Kecamatan Srono; lokalisasi PSK Sumber Loh di Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh ; dan lokalisasi Padang Pasir di Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi.
“Tapi sekarang sepi,” cetus Intan, 32, salah satu PSK yang mangkal di lokalisasi PSK Wonosobo, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono. Intan yang mengaku dari Blitar itu menyebut, di lokalisasi tempatnya mangkal, jumlah PSK tidak sebanyak sebelum ada penutupan.
“Sekarang ini jam 9 malam (21.00) itu sudah tutup semua, karena sepi itu,” katanya. Lokalisasi PSK yang mulai ramai, itu juga terlihat di lokalisasi Turian di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. Di tempat itu, sejumlah PSK dari luar daerah banyak yang berdatangan. “Tamu sepi karena takut terkena razia,” terang Maya, 28, salah satu PSK yang mengaku dari Jember. (radar)