MUNCAR – Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Kabupaten Banyuwangi menyebabkan banjir di mana-mana kemarin (8/6). Tiga desa di wilayah Kecamatan Muncar termasuk yang paling parah. Ketiga desa itu adalah Desa Tapanrejo, Desa Kedungrejo, dan Desa Kedungringin.
Di tiga desa itu, ketinggian banjir yang di sebabkan luapan aliran Sungai Wagud itu hingga di atas lutut orang dewasa. Di Desa Kedungringin ketinggian air malah mencapai dada orang dewasa. Akibat banjir itu, satu warga meninggal dan tiga rumah milik warga rusak berat.
Warga yang meninggal karena tersengat aliran listrik itu adalah Maisah, 40, warga Dusun Krajan, RT 4, RW 9, Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar. Korban meninggal saat mencabut stop kontak listrik di rumahnya yang terendam air.
Tiga rumah milik warga yang rusak berat akibat diterjang banjir itu milik Tolakidi, 40, Mulyono, 50, Toyani, 42, yang semua warga Dusun Tratas, RT 1, RW 5, Desa Kedungringin. Banjir yang melanda tiga desa di Kecamatan Muncar itu mulai terjadi sekitar pukul 03.00.
Itu setelah di daerah Banyuwangi Selatan turun hujan deras selama enam jam. Banjir itu terjadi setelah aliran Sungai Wagud meluap akibat debit air terlalu tinggi. “Waktu sahur saya mendengar suara gemuruh, setelah keluar rumah kok sudah banjir,” ujar Poniyah, 46, salah seorang warga Dusun Krajan, Desa Kedungrejo, yang rumahnya berada di tepi sungai.
Air yang meluap itu terus membesar hingga ketinggian di atas lutut orang dewasa. Jalan raya yang menghubungkan Desa Kedungrejo-Desa Sumberberas, Kecamatan Muncar lumpuh. Sejumlah anggota kepolisian dan TNI AD siaga mengatur lalu lintas yang mulai macet.
“Jalan kita tutup sementara, karena banyak kendaraan yang terjebak macet,” ujar Kanitlantas Polsek Muncar, Ipda Joko Budi Utomo. Untuk mengatasi banjir itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi langsung terjun ke lokasi dengan perahu karet untuk melakukan evakuasi korban yang rumahnya terendam banjir.
Termasuk melakukan evakuasi korban meninggal untuk disemayamkan di rumah keluarganya yang tidak terdampak banjir. Dari tiga desa yang diterjang banjir itu, yang paling parah berada di Desa Kedungringin. Di desa itu tiga dusun terendam dengan ketinggian air sampai dada orang dewasa. Ketiga dusun yang parah itu adalah Dusun Kedungringin, Dusun Krajan, dan Dusun Tratas.
“Desa Kedungringin terendam semua. Satu desa ada 2.500 KK (kepala keluarga),” terang Kepala Desa Kedungringin, Supardi. Hingga pukul 11.30 Supardi masih belum mengetahui secara pasti jumlah rumah warga yang terendam banjir, termasuk kerugiannya. Sebab, sebagian besar rumah warga masih terendam.
“Paling parah ada di Dusun Tratas, karena bercampur banjir rob (pasang air laut),” jelasnya. Air dari Sungai Wagud di Dusun Tratas, Desa Kedungringin, itu baru surut sekitar pukul 13.00. itu bersamaan dengan surutnya air laut.
Berbarengan dengan itu, warga langsung bersih-bersih rumah dan mengeluarkan perabot rumah tangga, seperti meja, kursi, lemari, dan perabotan rumah tangga lain untuk dijemur. “Banjir tahun ini terparah, dan lebih besar dibanding tahun 2001 silam,” tandas Amir, salah seorang warga Desa Kedungrejo.(radar)