Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Ribuan Penonton Saksikan Pawai Festival Kuwung

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

keberagaman-etnis-dibalut-dalam-festival-kuwung-banyuwangi

Eksplore Keunikan Budaya Daerah

BANYUWANGI – Festival Kuwung tahun ini tuntas diselenggarakan Sabtu malam kemarin (3/12). Festival yang dimulai dari  depan kantor Bupati Banyuwangi ini kembali  menampilkan rupa-rupa budaya dari suku- suku yang ada di Banyuwangi seperti Madura,  Bali, Jawa, Oseng, dan Tionghoa.

Festival ini juga dimeriahkan dengan kehadiran lima kabupaten/kota sahabat, yakni Kota Bogor, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kediri, Kota Problinggo, dan Kabupaten Sumbawa Barat. Delegasi luar daerah itu menampilkan kebudayaan masing-masing.

Festival Kuwung dimulai  dengan musik tradisional yang  dimainkan untuk mengiringi lagu Banyuwangi.  Setelah itu giliran tradisi Saulak  khas suku Bugis ditampilkan sebagai opening Festival Kuwung  di hadapan ribuan penonton. Tradisi ini biasanya diselenggarakan ketika upacara pernikahan warga keturunan Bugis yang  tinggal di wilayah Kelurahan  Kampung Mandar.

Usai dibuka, lima kabupaten/kota yang turut berpartisipasi di  Festival Kuwung beriringan  menampilkan keunikan budayanya di hadapan masyarakat  Banyuwangi. Meski aspal masih basah, namun para peserta seolah tak ingin kalah cantik dengan penampilan budaya Banyuwangi.

Mereka menyusuri jalan sepanjang kurang lebih 2,5 kilo meter melalu Jalan Ahmad Yani dan Jalan Jenderal Sudirman sebelum finis di Taman Blambangan. Di  belakangnya, barulah berturut-turut penampilan seni budaya suku Madura, Bali, Jawa, Oseng  dan Tionghoa yang diperagakan perwakilan dari lima daerah  penampilan (dapil) yang ada di  Banyuwangi.

Masing-masing dapil diisi empat sampai lima Kecamatan di Banyuwangi. Penonton pun tampaknya tak  ingin melewatkan parade fragmen  budaya Banyuwangi ini dengan menyesaki pingiran jalan yang  sudah dibatasi dengan pagar  besi.

Mereka turut menyaksikan kisah Sarine Kembang Bakung yang menjadi bagian dari tradisi rakyat dalam masyarakat suku Oseng. Di mana dua budaya yang tak asing lagi, yaitu seblang dan gandrung tampak di antara parade. Kemudian ada juga fragmen kisah Cungkup Tapanrejo, yang  representasi suku Jawa, lalu Ro’omah Kembang Kaka’o suku   Madura; Melasthi (etnis Bali); dan Shiyong Harmoni (etnis  China).

“Festival Kuwung merupakan etalase kesenian dan tradisi masyarakat Banyuwangi yang beragam. Inilah yang membedakan dengan festival lainnya. Bila festival lain menampilkan satu tematik budaya Banyuwangi, di Kuwung ini beragam tradisi khas Banyuwangi akan dipertontonkan,” ujar Pelaksana Tugas  (Plt.) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, MY. Bramuda.

Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Choliqul Ridha menambahkan, Festival  Kuwung menjadi wujud persatuan yang ada di Banyuwangi. Meskipun masyarakat Banyuwangi cukup beragam, namun   mereka tetap bersatu dalam satu warna budaya.

“Tadi yang digunakan pembuka juga ritual saulak,  sebagai bentuk keberagaman  kita,” jelasnya. (radar)