Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Rumah Mendadak Ambruk, Kakek Miskin di Srono Selamat dari Reruntuhan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Rumah Naserik warga Dusun Krajan, Desa Kebaman, Kecamatan Srono, ambruk Kamis sore (3/5).

SRONO – Nasib tragis dialami Naserik, 87, di Dusun Krajan, Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi. Kakek yang tinggal sendirian itu harus kehilangan rumahnya yang tiba-tiba ambruk dan rata dengan tanah pada Kamis sore (3/5/2018).

Beruntung, dalam kejadian itu duda berusia lanjut itu selamat. Saat rumahnya ambruk, dia sedang tiduran di salah satu kamar. “Saya tertolong oleh lemari, kebetulan saya tidurnya dekat lemari,” katanya.

Naserik mengaku rumah yang ditempati itu, memang sudah tua. Sebagian bangunan dari bambu dan kayu, sudah banyak yang dimakan rayap. Tanah yang ditempati untuk rumah, itu bukan miliknya, tapi pinjam ke warga sekitar. “Memang rumah ini sudah tua, bambunya banyak dimakan rayap,” ungkapnya.

Naserik (tengah) hanya tertunduk di teras rumah milik tetangganya, kemarin (4/5).

Naserik ini termasuk warga miskin yang kondisinya mengenaskan. Rumah yang ditempati, itu sebenarnya tidak layak huni. Bangunan dari bambu dengan dengan dinding gedhek (anyaman bambu). Lantai di rumahnya, juga belum diplester. “Rumahnya ambruk sekitar pukul 16.30,” terang Bagus Aji, 28, salah satu tetangga Naserik.

Menurut Bagus, rumah milik tetangganya yang ambruk itu, karena sudah bambu pada bangunan rumah itu sudah tidak kuat menahan beban berat. Padahal, saat itu tidak ada hujan dan angin. “Bangunan rumahnya memang sudah rapuh,” ungkapnya.

Bagus menyebut Naserik itu kesehariannya hidup sendiri. Kakek yang sudah tidak punya istri itu, juga tidak memiliki anak. “Selama ini di rumah hanya sendiri,” terangnya.

Camat Srono, Gatot Suyono mengakui ada rumah milik warganya yang ambruk. Korban itu memang tergolong miskin dan rumah yang ditempati itu, lahannya milik warga. Bangunan rumah itu, dulunya juga dibuatkan oleh warga. “Rumahnya itu dibangun dengan swadaya masyarakat,” terangnya.

Karena rumah itu menumpang di tanah warga, terang dia, maka tidak bisa diajukan dalam program bedah rumah. “Rumah yang ambruk akan segera kita perbaiki dengan swadaya,” cetusnya.