Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Sabet Anugerah Gizi Award

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

banyuwaBANYUWANGI – Prestasi mentereng kembali berhasil direngkuh Pemkab Banyuwangi di awal 2014 ini. Kali ini, giliran bidang kesehatan yang memperoleh penghargaan Gizi Award tingkat Provinsi Jatim. Penghargaan tersebut diserahkan oleh ketua DPD Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jatim, Andryanto, SH. MKes kepada Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko di Hotel Meritus Surabaya, Sabtu (25/1).

Penghargaan Gizi Award yang diterima oleh Banyuwangi diberikan untuk Kategori Peduli Status Gizi Anak Sekolah “Kabupaten Banyuwangi dianggap memiliki kepedulian paling tinggi di antara daerah lain di Jatim terhadap upaya peningkatan status gizi anak sekolah melalui tindakan yang nyata,” ujar Plt. Kepala Dinas Kesehatan dr. Widji Lestariono yang ikut mendampingi Wabup Yusuf.

Pejabat yang karib disapa dr. Rio itu menjelaskan, upaya peningkatan gizi anak sekolah tersebut dilakukan mulai tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA/sederajat melalui program usaha kesehatan sekolah (UKS). Beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain pemantauan status gizi siswa melalui kartu menuju sehat (KMS) di sekolah. “Kegiatannya meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara rutin di ruang UKS sekolah,” terangnya.

Selain itu, wujud kepedulian kesehatan siswa juga dilakukan melalui pembinaan kantin sekolah lewat program UKS. Perilaku anak didik yang membeli jajanan di luar pagar sekolah, kata Rio, menjadi tantangan tersendiri dalam upaya peningkatan gizi. Sebab, anak-anak masih belum mengerti perbedanaan jajanan sehat dan yang tidak sehat.

“Anak-anak juga kita didik tentang makanan yang sehat dan bergizi melalui program UKS yang dibimbing langsung oleh petugas gizi puskesmas, guru UKS, maupun kader kesehatan sekolah agar tidak jajan sembarangan,” imbuh Rio. Untuk mengontrol para penjual makanan di luar pagar sekolah, lanjut Rio, Dinkes Banyuwangi bekerja sama dengan BPOM Surabaya untuk melakukan sidak 3 bulan sekali.

Sidak dilakukan terhadap para penjaja makanan di beberapa sekolah yang terindikasimenjual makanan tidak sehat. “Jika ditemukan pedagang yang menjual makanan tidak sehat dan berbahaya, maka Dinkesbersama BPOM menarik makanan tersebut dan memberikan penyuluhan kepada penjualnya, setelah dilakukan penyuluhan, maka Dinkes akan terus memonitor penjual makanan tersebut,” kata dia.

Selain peningkatan gizi anak, pemkab melalui Dinkes Banyuwangi juga melakukan upaya peningkatan gizi keluarga. Pemkab dan Dinkes menyarankan kepada warga yang memiliki lahan pekarangan untuk membuat kolam ikan yang bisa dikonsumsi sebagai tambahan asupan gizi. “Ini juga mengoptimalkan gerakanmakan ikan,” cetusnya. Asupan iodium anak juga diperhatikan melalui monitoring keberadaan garam beryodium di wilayah Kabupaten Banyuwangi.

Caranya dengan mengambil sampel merek-merek garam yang beredar di pasaran untuk diukur kadar yodiumnya. “Dari sini masyarakat kita sarankan untuk mengonsumsi garam yang megandung cukup yodium,” pungkas dr. Rio. Sementara itu, selain diberikan kepada Banyuwangi, sejumlah kategori lain Gizi Award juga diberikan kepada Ibu Gubernur Nina Soekarwo, Kabupaten Situbondo, Kota Mojokerto dan Kota Surabaya. (radar)