Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Satu JCH Banyuwangi Wafat di Makkah

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tanda-pengenal-jamaah-haji-Indonesia-atas-nama-Sukardi-Asharyanto-bin-Abu-Bakar-dilampirkan-dalam-mengurus-jenazah-di-Makkah-kemarin.

Asal Yosomulyo, Diduga Akibat Serangan Jantung

MAKKAH – Kabar duka menyelimuti jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi yang saat ini berada di Makkah. Satu jamaah atas nama Sukardi Asharyanto bin Abu Bakar, 78, warga RT01/RW03, Dusun Sidomukti, Desa Yosomulyo, Gambiran, dilaporkan meninggal dunia  akibat serangan jantung.

Jenazah Sukardi langsung dikebumikan di kompleks pemakaman Soraya tak jauh dari pusat  kota Makkah. Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, Santoso, yang juga menjadi rombongan  haji Banyuwangi melaporkan, Sukardi diketahui meninggal dunia  saat berada di kamar mandi di dalam maktab pukul 05.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar 09.30 WIB Rabu (31/8) kemarin.

Ada indikasi Sukardi meninggal dunia lantaran serangan jantung yang diderita. ”Almarhum ke Tanah Suci bersama istrinya bernama Sunarsih. Keduanya tergabung dalam rombongan 8, kloter 9,” kata Santoso. Meninggalnya satu JCH itu membuat duka seluruh  rombongan asal Banyuwangi di Tanah Suci.

Pihak Kemenag mengucapkan duka mendalam atas wafatnya Sukardi di Makkah. Santoso berharap keluarga yang ditinggalkan tabah menerima kenyataan. ”Semoga amal ibadah Pak Sukardi diterima di sisi-Nya dan diampuni kesalahannya,”  ujar pria asal Jember itu.

Santoso menambahkan, jika ada jamaah yang meninggal di Tanah Suci, itu merupakan anugerah meski menjadi ujian bagi keluarga yang ditinggalkan. Apalagi, Sukardi diketahui meninggal dengan sangat mudah.  Diketahui juga, almarhum Sukardi telah melaksanakan umrah secara lengkap selama berada di Makkah.

”Insya-Allah khusnul hotimah,” tandasnya. Lukman Hakim, tim peliput haji  untuk Jawa Pos Radar Banyuwangi, menambahkan, saat diketahui meninggal dunia, petugas haji bergegas masuk ke dalam kamar almarhum. Yang bersangkutan langsung dibopong keluar  kamar dan selanjutnya diangkut  ambulans menuju Klinik Kesehatan  Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

Namun, takdir berkata lain. Tim dokter di KKHI menyatakan Sukardi  sudah meninggal dunia. Mengetahui kabar tersebut, istri Sukardi yang juga ikut ke KKHI langsung menangis. Tim pengantar beserta istri langsung memanjatkan doa bersama di dalam ruangan rumah  sakit.

Jenazah-Sukardi-diangkut-ambulans-menuju-Klinik-Kesehatan-Haji-Indonesia-(KKHI)-Makkah.
Jenazah Sukardi diangkut ambulans menuju Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

”Setelah salat duhur kami mandikan. Rencana kami salatkan di Masjidilharam. Kemudian, dimakamkan di pemakaman umum  khusus JCH wafat di Soraya, Makkah,” kata kepala KUA Sempu itu.  Pria asal Dusun Kejoyo, Kecamatan Kabat, itu menambahkan,  istri Sukardi sudah mengiklaskan kepergian suaminya ke Rahmatullah. Meski sebelumnya belum percaya bahwa suaminya begitu cepat pergi untuk selamanya.

”Saat kita kasih kabar, istri almarhum bisa menerima kenyataan dan mengiklaskannya,” tambahnya. dr. Titah Palupi, salah satu  dokter kloter JCH Banyuwangi, membenarkan JCH bernama Sukardi meninggal dunia di dalam kamar mandi. Tim dokter yang  mengantar jenazah langsung mengurus surat kematiannya.

”Almarhum sebelumnya sudah kami follow up terus. Tapi takdir berkata lain, almarhum meninggal secara mendadak saat berada di kamar mandi,” ujar salah satu anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banyuwangi itu. Titah Palupi menambahkan, meninggalnya satu JCH Banyuwangi ini diketahui satu jamaah lain yang hendak masuk ke dalam  kamar mandi untuk berwudu.

Setelah ditunggu selama 15 menit,  tapi Sukardi yang diketahui sedang berada di dalam kamar mandi tidak kunjung keluar. Karena penasaran, temannya  itu langsung membuka kamar mandi yang kebetulan tidak dikunci dan Sukardi diketahui  sudah tergeletak di lantai kamar  mandi.

”Sepertinya almarhum mau BAB, posisi almarhum tergeletak di lantai kamar mandi  dengan posisi miring ke kanan,”  tambah dokter yang sehari-hari  dinas di RSUD Blambangan itu. Handoyo Saputro, tim peliput lain, melaporkan sebagian jamaah kemarin masih melakukan ibadah umrah wajib di Masjidilharam. Kemarin merupakan kesempatan terakhir jamaah melaksanakan ibadah umrah wajib.

”Rombongan KBIH Sabilillah hari ini (kemarin) diberi kesempatan ibadah umrah. Kita berangkat umrah pukul 02.00  WAS atau pukul 06.00 WIB (kemarin),” terang owner Dessy  Education itu. (radar)