Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Satu Rumah Dibantu Rp 10 Juta

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Untuk Renovasi Rumah Asli Osing

KALIPURO – Untuk melestarikan budaya lokal, Pemkab Banyuwangi akan menggelontor dana hibah untuk merenovasi rumah adat Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Dalam APBD 2013 ini, pemkab sudah menyiapkan dana bantuan hibah sebesar Rp 600 juta. Anggaran hibah itu akan dikucurkan kepada warga Desa Kemiren yang rumahnya akan direnovasi. Tiap rumah mendapat alokasi Rp 10 juta.

Rencana pengucuran dana hibah itu disampaikan Bupati Abdullah Azwar Anas pada pembukaan Bimbingan Teknis Pengembangan Desa Wisata yang diselenggarakan Bappeda Jatim di Hotel Ketapang Indah, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Rabu lalu (6/3). Bantuan hibah itu akan dikucurkan apabila warga tidak mengubah bentuk asli rumah adat Osing. Warga yang merenovasi rumahnya dan mengubah bentuk aslinya tidak bisa mendapatkan dana hibah tersebut.

Bupati Anas menambahkan, bagi warga adat Osing yang akan merenovasi rumahnya harus mengajukan proposal kepada pemerintah daerah. Salah satu syarat utama untuk mendapat dana hibah itu, warga tidak boleh mengubah bentuk dan arsitektur rumahnya. “Bentuknya harus asli rumah adat Osing. Tidak ada sedikit pun yang berubah,” ungkapnya. Saat ini, tim teknis pemkab sedang menghitung berapa rumah yang akan mendapatkan bantuan hibah APBD 2013 itu. Yang jelas, kata Anas, bantuan hibah itu dikucurkan sebagai ikhtiar untuk mempertahankan budaya lokal di Banyuwangi.

“Rumah adat Osing asli kita beri bantuan hibah secara bertahap.Itu bagian dari pengembangan desa wisata yang dilakukan pemerintah daerah,” katanya. Selama ini, banyak turis yang berkunjung ke Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, dan tertarik dengan arsitektur rumah adat Osing. Mereka merasa nyaman bermalam di rumah-rumah  adat Osing “Mereka bisa menyesuaikan dengan tempat tinggal warga Osing,” ungkap Bupati Anas.

Yang tidak bisa menyesuaikan, lanjut Bupati Anas, wisatawan asing hanya toilet dan kamar mandi. Karena itu, pemerintah daerah memutuskan akan membangun toilet di Desa Ke miren yang paralel dengan rumah-rumah adat Osing. Turis asing kalau ke toilet tidak biasa pakai air, cukup meng gunakan tisu. Warga Osing kalau ke toilet tidak biasa menggunakan tisu, tapi harus menggunakan air. “Agar turis nyaman berkunjung ke Desa Kemiren, kita putuskan bangun toilet menurut kebiasaan,” katanya. (radar)

Exit mobile version