Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sebulan Tulis Sambutan 50 hingga 70 Eksemplar

KOMPAK: Maysusi Indri Hapsari (tiga dari kiri) bersama staf protokol Pemkab.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KOMPAK: Maysusi Indri Hapsari (tiga dari kiri) bersama staf protokol Pemkab.

Menyusun naskah sambutan Bupati Banyuwangi dalam berbagai acara bukanlah pekerjaan gampang. Butuh persiapan dan pengetahuan luas, sehingga menghasilkan naskah sambutan yang berbobot dan berkualitas.

-AF. ICHSAN RASYID, Banyuwangi-

DALAM acara-acara resmi negara, Bupati Abdullah Azwar Anas sering kali membacakan sambutan tertulis yang telah dipersiapkan protokoler daerah. Naskah sambutan itu tidak selamanya dibaca sendiri oleh bupati, kadang juga dibacakan pejabat lain yang mewakili. Itu terjadi jika bupati berhalangan hadir dan hanya mewakilkan kepada pejabat lain. Selama ini, pejabat yang sering menjadi langganan mewakili bupati adalah wakil bupati, sekkab, dan para asisten.

Sebagai ganti ketidakhadiran bupati, pejabat pengganti biasanya membacakan sambutan bupati secara tertulis. Tema naskah sambutan bupati itu berbeda-beda disesuaikan acara. Di balik penyusunan naskah sambutan itu, ada sosok yang memiliki peran cukup vital, yakni Maysusi Indri Hapsari. Sehari-hari, Maysusi bertugas sebagai staf di bagian humas dan protokol. Di sela-sela menjalankan tugas pokok, Maysusi mendapat tugas tambahan sebagai penyusun naskah sambutan bupati.

Menyusun naskah sambutan bupati dilakoni Maysusi sejak tahun 2009. Awalnya, dia hanya bertugas sebagai staf biasa. Namun, sejak bagian protokol dipisahkan dari bagian umum, penyusunan naskah sam butan bupati menjadi tanggung jawab ba gian protokol. Awal menjalankan tugas, Maysusi tidak langsung menyodorkan naskah sambutan ke pada bupati. Dia harus banyak belajar ke pada pimpinan dan seniornya.

Meski sudah menyusun naskah, tapi tidak langsung di so dorkan kepada bupati. Setelah banyak memahami karakter pimpinan, baru dia memberanikan diri menyodorkan konsep sambutan. Sebelum dibacakan pada acara resmi, nas kah sambutan itu terlebih dahulu disodorkan kepada bupati untuk mendapat koreksi. Jika tidak ada koreksi, maka naskah sam butan itu akan langsung diteken dan dibacakan pada acara-acara resmi pemerintahan.

Tugas pertama dia jalani pada era pemerintahan Bupati Ratna Ani Lestari. Awalnya, Maysusi mengaku sering mendapat kesulitan dalam menjalankan tugasnya tersebut. Untuk menghindari ke sulitan teknis, Maysusi mengaku banyak membaca dan hunting data di internet untuk memperluas wawasan dan pengetahuan. Kesulitan yang sering dihadapi Maysusi adalah minimnya data dan waktu yang mepet.

Dalam beberapa acara yang digelar sa tuan perangkat kerja daerah (SKPD) yang dihadiri bupati, sering kali tidak me nyertakan data dan waktunya sudah mepet. “Kalau sudah begitu, saya harus banyak ini siatif sendiri,” paparnya. Selama ini, naskah sambutan bupati di susun berdasar data yang disodorkan SKPD. Jauh hari sebelum acara digelar, SKPD menyerahkan data-data mentah untuk diolah menjadi sambutan. “Kalau SKPD tidak menyerahkan data, kami minta data-data ke Bappeda,” ungkapnya.

Pada era kepemimpinan Bupati Anas, ker ja Maysusi lebih ringan. Sebab, naskah sambutan yang disusun banyak menampilkan data-data kuantitatif. “Selebihnya, Bapak menguraikan sendiri tanpa terpaku pada naskah sambutan,” beber Maysusi. Sambutan yang disampaikan Bupati Anas diakui Maysusi sering memunculkan ins pirasi baru. Karena itu, dia mengaku selalu memperhatikan sambutan yang disampaikan Bupati Anas.

Sambutan yang disampaikan Bupati Anas di akui perempuan kelahiran 1979 itu sering menjadi input baru bagi dirinya. Maysusi mengaku senang menjalankan tugas itu. Lantaran tugasnya itu, kini Maysusi lebih rajin membaca dan dia pun mendapat pengetahuan baru yang tidak dimiliki teman- temannya. Karena itu, dia mengaku akan terus belajar dan mengasah diri agar bisa menjalankan tugas sebaik-baiknya.

Dalam sehari, Maysusi mengaku menyusun naskah sambutan empat hingga tujuh eksemplar. Dalam sebulan, dia menyusun naskah sambutan bupati 50 hingga 70 eksemplar. Walau diakui banyak sukanya, Maysusi juga mengaku merasakan duka. Dukanya adalah kalau permintaan naskah sambutan mendadak tanpa diserta data yang memadai. Permintaan naskah sambutan sering kali baru datang menjelang detik-detik acara dimulai. “Sering kali permintaan naskah sambutan H-30 menit. Saya berusaha nyusun naskah secara santun dan mudah dipahami,” pungkasnya. (radar)