Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Budaya  

Sembelih Ribuan Ternak

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sembelihBANYUWANGI – Hari Raya Idul Adha disambut gembira umat Islam di Bumi Blambangan kemarin (15/10). Seluruh masjid, musala, dan lapangan di segenap penjuru Kabupaten Banyuwangi dipadati jamaah salat Idul Adha pagi kemarin. Setelah menunaikan salat Id, mereka menyembelih ternak kurban di lingkungan masing-masing. Selanjutnya, daging ternak kurban tersebut dibagikan kepada yang berhak menerima.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, jumlah ternak yang di sembelih kemarin mencapai ri buan ekor. Ada yang dilakukan oleh lembaga, organisasi, tempat ibadah, ada pula yang di lakukan perorangan. Seperti yang dilakukan ja ma ah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Banyuwangi ke marin. Tidak tanggung-tanggung, pada Hari Raya Idul Adha tahun ini Dewan Pim pinan Daerah (DPD) LDII Ba nyuwangi menyembelih ra tusan hewan kurban dan di bagikan kepada warga yang membutuhkan.

Penyembelihan kambing dan sapi kurban itu dilakukan di seluruh Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Ca bang (PAC) LDII di seantero Banyuwangi. Total hewan kurban yang disembelih mencapai 237 ekor. Rinciannya, kurban sapi sebanyak 124 ekor dan kambing sejumlah 113 ekor. Ketua DPD LDII Banyuwangi, Drs. Suryono MM mengatakan, pemotongan di masing-masing PC dan PAC itu digelar serentak kemarin. Daging kurban itu langsung didistribusikan hari itu juga. “Daging kurban di distribusikan kepada warga sekitar masjid dan musala binaan LDII,” ujarnya.

Sementara itu, jamaah Mas jid Agung Baiturrahman (MAB) mempercayakan ternak kurban disembelih di masjid di pusat Kota Banyuwangi itu. Sedikitnya, ada delapan sapi dan 19 kambing hasil sedekah jamaah. Pemotongan ternak kurban itu disaksikan Ketua Umum Yayasan MAB, KH. M. Habib Mahdi Hasan. Tidak hanya masjid, sekolah-sekolah hingga perguruan tinggi juga melakukan penyembelihan ternak kurban. Seperti yang terlihat di kampus Stikes Banyuwangi di Jalan Letkol Istiqlah, Kecamatan Giri, kemarin.

Ketua Stikes Banyuwangi, Dr. H. Soekardjo memimpin penyembelihan ternak kurban pagi itu. Tahun ini Stikes Banyuwangi menyembelih dua ekor sapi dan dua ekor kambing. Sementara itu, di lapangan Taman Blambangan, ribuan jamaah melaksanakan salat Idul Adha. Salat yang di mulai pukul 05.45 tersebut berlangsung lancar. Bertindak sebagai imam adalah pengasuh Pon dok Pesantren Al-Muttaqin Bli tar, KH. Abu Hilal. Selain menjadi imam, Abu Hilal juga menjadi khotib.

Walaupun terik matahari begitu menyengat, seluruh jamaah tetap tidak beranjak dari tengah lapangan hingga ceramah selesai. Dalam ceramahnya, Abu Hilal mengimbau agar umat manusia banyak-banyak berterima kasih kepada Allah. Sebab, nikmat yang diberikan Tuhan tidak bisa dihitung. ”Dengan nikmat iman dan Islam itulah kita akan menjalankan hidup. Hidup akan lebih jelas, lurus, benar, bermakna, dan selamat di dunia dan akhirat,” katanya kemarin. Sebelum meninggalkan lapangan, jamaah dari berbagai lapisan masyarakat itu bersalam-salaman dan saling memaaf kan.

Ketua Lembaga Zakat Nasional Muhammadiyah (LA ZISMU) Banyuwangi, Ali Rifa’i mengatakan, jumlah kurban yang terkumpul 40 ekor sapi dan 46 ekor kambing. “Kurban- kurban itu berasal dari bu pati, donatur, dan jamaah yang berasal dari beberapa kecamatan, di antaranya Kecamatan Banyuwangi, Kalipuro, Licin, Kabat, dan kecamatan-kecamatan lain,” terang Ali. Ali menyebut, penyembelihan kurban dilaksanakan hari ini (16/10). ”Teknisnya diserahkan ke pada tukang jagal.

Jadi, kita ha nya menakar dan membagi ke pada yang berhak,” ujar Ali. Sementara itu, Ali menambahkan, takaran daging per kan tong diserahkan kepada tiap ranting yang sudah tersebar di Kabupaten Banyuwangi. “Terkait takaran daging, kami serahkan kepada ranting. Yang jelas, setiap orang berhak menerima tujuh ons sampai satu kilogram,” jelas Ali. Terkait pelaksanaan salat Idul Adha, ada beberapa kampung di Banyuwangi yang unik. Uniknya adalah, para warga tidak melaksanakan salat Idul Adha di masjid atau lapangan, melainkan di musala-musala sekitar rumah mereka. Konon, kebiasaan itu telah berjalan lama. (radar)