Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sempat Masuk Ruang Isolasi, Satu Pasien RSUD Blambangan Negatif Corona

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Satu pasien yang sempat dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Banyuwangi dinyatakan negatif virus korona hingga Selasa (18/2/2020).

Dilansir dari Merdekacom, sejak masuk ruang isolasi, Minggu (16/2/2020) yang bersangkutan kondisinya terus membaik, dan tidak terdapat gejala pneumonia (infeksi paru-paru).

Hal itu disampaikan Ketua Tim Penyakit Inveksi Emerging (PIE) Banyuwangi, dr. Ririek Perwitasari, Sp.P saat menggelar press conference di RSUD Blambangan, Selasa (18/2/2020). Konferensi pers turut dihadiri Direktur RSUD Blambangan, dr. Indah Lestari, Ketua Komite Medis RSUD Blambangan dr. Neli, SpJP.

“Kondisi pasien saat ini sudah membaik. Suhu badannya turun, dan hasil foto dada (rongent thorax) nya juga normal, tidak ada gejala pneumonia. Berdasar ini, pasien kami nyatakan bukan pasien dengan penyakit virus corona (Covid-2019),” kata dr. Ririek.

Atas kondisi ini juga, lanjut Ririek, pihak rumah sakit tidak perlu melakukan swab pada pasien. Swab ini baru dibutuhkan jika pada pasien ditemukan gejala pneumonia, sehingga mengarah pada tindakan pengawasan untuk Covid-2019.

“Saya sudah berkoordinasi dengan RS dr. Soetomo Surabaya sebagai penanggungjawab provinsi, bahwa untuk mendapatkan sample swab, harus ada gejala pneumonia pada pasien. Sedangkan pada pasien ini tidak ada gejala itu. Pasien hanya demam dan batuk, bahkan batuknya saat ini sudah semakin reda,” ujar Ririek.

Sebelumnya, pasien telah melakukan perjalanan ke Singapura pada 8 Februari dan tiba kembali di Banyuwangi pada 12 Februari bersama keluarganya, melalui Bandara Juanda.

Saat di Bandara Juanda itu, yang bersangkutan mendapatkan Health Alert Card (HAC) karena telah melakukan perjalanan ke negara endemi virus corona. Kartu berwarna kuning tersebut harus disimpan oleh penumpang dan wajib dibawa saat periksa jika dalam periode 14 hari berikutnya ada keluhan terkait covid-2019.  

Setelah empat hari kedatangannya, pada 15 Februari, yang bersangkutan mengalami demam dan batuk pilek. Dia pun segera memeriksakan diri ke RS Fatimah dengan menunjukkan HAC tersebut.

Melihat riwayatnya yang pernah berkunjung ke negara terjangkit virus corona, pihak RS Fatimah segera melaporkan dan merujuk pasien tersebut ke RSUD Blambangan, yang telah ditunjuk sebagai RS rujukan jika terjadi kasus Covid-2019 di Banyuwangi.

Selanjutnya, pasien masuk di RSUD Blambangan pada Minggu (16/2). Pihak RS pun segera melakukan penanganan sesuai prosedur yang berlaku.

“Saat datang, kondisi pasien memang demam dan batuk pilek. Akhirnya kami masukkan ke ruang isolasi dan melakukan penanganan sesuai protap yang berlaku, sambil terus diobservasi. Bukan itu saja, kami juga lakukan foto dada, pengecekan darah lengkap, hingga cek fungsi hati dan ginjal. Hasilnya semua bagus, bahkan foto dadanya juga bersih tidak ada pneumonia,” kata Ririek.

Selain tindakan di atas, lanjut Ririek, tim medis juga melakukan kultur darah pada pasien.

“Hal ini kami lakukan karena ada kecurigaan inveksi bakteri pada pasien. Karena seringnya, inveksi virus juga ditumpangi dengan inveksi bakteri. Makanya untuk memastikan itu, kami lakukan kultur darah juga. Hasilnya menunggu 3-7 hari baru selesai,” urai Ririek.

Setelah tiga hari dirawat di ruang isolasi RSUD Blambangan, kondisi pasien hingga hari ini, Selasa (18/2), sudah membaik. Suhu badannya turun, batuknya pun kian reda.

“Melihat kondisi itu, kami ijinkan pasien pulang hari ini, sambil menunggu hasil kultur darah keluar,” imbuhnya.

Namun demikian, Ririek tetap memastikan bahwa pasien akan terus dipantau hingga tanggal 26 Februari mendatang, atau 14 hari sejak kepulangannya dari Singapura.

“Kembali lagi ke prosedur, Dinas kesehatan melalui puskesmas terdekat akan tetap memantau pasien hingga masa inkubasi virusnya lewat, yakni sampai 26 Februari mendatang, atau 14 hari sejak dia pulang dari negara endemi Covid-2019,” terangnya.

“Pemantauan juga kami lakukan untuk keluarga pasien yang telah bepergian bareng dari Singapura,” imbuhnya.

Selama di rumah, pasien diimbau untuk tetap menjaga kesehatan. Dan segera memeriksakan diri kembali jika terjadi lagi gejala virus corona dalam selama masa pemantauan ini.

“Pasien juga kami imbau membatasi kontak dulu dengan orang lain. Ini hanya sebagai antisipasi saja. Apalagi pasien juga memiliki balita, sebaiknya selalu menggunakan masker di masa pemantauan ini,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, dr. Dwi Prihatiningsih, menambahkan Dinkes telah melakukan pemantauan terhadap  34 orang terkait virus corona.

Dari jumlah tersebut, 31 orang adalah kelompok beresiko karena baru tiba dari luar negeri, namun tidak mengalami sakit. Sementara dua orang baru menyelesaikan masa karantina di Natuna, dan satu orang lainnya sakit.

“Dari 34 orang itu, yang 29 sembilan sudah selesai sampai 14 hari. Sementara lima yang lainnya, masih dalam pemantauan,” kata dia.