Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Semua Tokoh Kompak Menjaga Kedamaian

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Pembakaran tempat ibadah yang terjadi di Tolikara, Papua, saat salat Id Jumat lalu (17/7) disikapi bijak seluruh komponen di Bumi  Blambangan. Tiga pilar pemerintahan dan beberapa tokoh agama langsung melakukan pertemuan di Hotel Santika, Banyuwangi, Sabtu malam lalu (18/7).

Mereka sepakat mencegah penyebaran sensitivitas antar agama akibat kejadian tersebut. Kapolres Banyuwangi AKBP  Bastoni Purnama yang memimpin kegiatan tersebut mengatakan, peristiwa tersebut adalah ulah oknum. Sehingga, dia meminta agar tokoh agama dan masyarakat di Banyuwangi tidak terpancing.

Apalagi, terkait indikasi pengiriman masa ormas agama untuk melakukan aksi balasan. “Banyuwangi adalah miniatur kecil dari Indonesia dengan berbagai macam budaya yang ada. Saya harap kejadian tersebut tidak memancing gesekan di Banyuwangi,” ujarnya.

Komandan Kodim 0825 Letkol Inf. Mangapul Hutajulu menambahkan, kondisi di wilayah Tolikara tidak stabil. Sehingga, kemungkinan terjadi konflik bukan hanya karena masalah agama. Dia mengharap masyarakat tidak  terprovokasi dan mempercayakan pengusutan masalah itu hingga tuntas kepada Polri.

Selanjutnya, Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko menjamin di Banyuwangi  tidak akan timbul gejolak. Sebab, selama ini komunikasi antar umat beragama dilakukan dengan kompak. “Insyaallah saya menjamin apa yang terjadi di Papua tidak akan merambat ke sini.

Di Banyuwangi  setiap pemuka agama dan golongan agama selalu bahu-membahu,”  tegas Wabup Yusuf. Menanggapi penjelasan perwakilan tiga pilar tersebut, beberapa  tokoh agama pun sepakat. Saat ada usul untuk pembuatan nota kesepahaman bersama agar masyarakat Banyuwangi menjaga keamanan, mereka pun setuju.

Bahkan, Ketua Badan Musyawarah Antar Gereja (Bamag) Banyuwangi, Anang Sugeng Sulistiyanto, turut meminta maaf di  hadapan tokoh-tokoh agama Islam  Banyuwangi, seperti ketua MUI, ketua PCNU, ketua FPI, dan ketua PD Muhammadiyah, atas perilaku saudara mereka di Papua.

Anang berharap kerukunan di Banyuwangi tidak terganggu peristiwa tersebut. “Apa pun yang terjadi di sana itu bukanlah ajaran agama kami. Kita mendengar peristiwa itu pun terhenyak. Karena itu, kami mohon maafkan  saudara kami di sana,” kata Anang.

Ketua MUI Banyuwangi, KH  M. Yamin pun turut menjamin bahwa kondisi Banyuwangi akan tetap aman. (radar)