Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Separo Lebih CJH Berisiko Tinggi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Separo-Lebih-CJH-Berisiko-Tinggi

Satu Kloter Dikawal Satu Dokter, 2 Perawat

BANYUWANGI – Segala persiapan telah dilakukan mulai dari persiapan administratif, manasik, dan lain sebagainya. Untuk memberikan  layanan kesehatan kepada seluruh calon jamaah haji (CJH), beberapa dokter dan perawat juga disiagakan.

Terlebih untuk tahun ini total CJH Banyuwangi yang masuk dalam kategori risiko tinggi cukup banyak jumlahnya. Data dari Dinas Kesehatan  (Dinkes) Banyuwangi  menyebutkan,  ada 591 CJH yang masuk dalam  kategori risiko tinggi.

Mereka adalah jamaah yang memiliki usia di atas  60 tahun. Jika dipresentase, dari 977  jamaah, berarti ada sekitar 60 persen CJH yang masuk dalam kategori risiko tinggi. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, menegaskan setiap kloter akan disia gakan satu dokter dan dua perawat.

Kehadiran dua petugas kesehatan di setiap kloter itu untuk mengantisipasi jika ada salah satu CJH mengalami  sakit. ”Utamanya yang usia tua  atau berisiko tinggi. Keberadaan dokter dan perawat ini sangat penting,” kata Rio, panggilan akrabnya.

Bagi CJH berisiko tinggi yang membutuhkan asupan obat setiaphari, seperti penderita diabetes, jantung, darah tinggi, hipertensi, dan lain-lain, harus membawa obat  lebih banyak ke Tanah Suci. Hal itu  penting dilakukan agar CJH risiko  tinggi tidak kehabisan obat.

”Obat yang dibawa harus cukup. Kalau bisa bawa lebih banyak. Asupan obat bagi CJH risiko tinggi yang memiliki penyakit harus rutin diminum setiap hari,” tandasnya. Dia juga mengimbau CJH berisiko tinggi selama perjalanan di dalam bus dan pesawat harus berdekatan dengan dokter dan  perawat.

Dalam memilih kamar selama ada di Tanah Suci juga  demikian, CJH risiko tinggi harus berdekatan dengan kamar para  dokter atau dengan pos kesehatan  di penginapan. ”Itu dilakukan agar  penanganan lebih cepat. Kamar  CJH risiko tinggi harus dekat  dengan pos kesehatan atau dekat  kamar dokter kloter,” tegasnya.

Asupan makanan selama di  Tanah Suci juga perlu diingat.   CJH harus tetap mengonsumsi  buah dan sayuran selama. Konsumsi air minum yang cukup  juga harus diperhatikan, terutama   jamaah yang usianya sudah tua.  Diharapkan, setiap jam harus  minum air putih.

”Di sana harus suka minum air putih, jangan menunggu haus. Minimal 6 liter dalam sehari agar tidak dehidrasi,”  pungkasnya. (radar)