Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Serunya Festival Bakar Sate

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

 

Peserta festival membakar sate di Camping Ground Soko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, siang kemarin (26-7).

KALIPURO – Pemkab Banyuwangi terus mempromosikan potensi wisata melalui rangkaian pergelaran festival. Kali ini mengangkat potensi pertanian dan peternakan lewat Gombengsari Farm Festival (GFF).

Festival tersebut dipusatkan di wana wisata Sumbermanis, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro. Dipilih Gombengsari karena memiliki potensi peternakan kambing dan perkebunan kopi.

Di arena tersebut ada berbagai zona. Mulai zona kopi, kambing, dan produk olahan hewan ternak. Gombengsari memiliki potensi yang luar biasa. Hawanya yang sejuk sehingga sangat cocok untuk dijadikan destinasi wisata unggulan daerah.

“Desa ini cocok dikembangkan ekowisata. Desa ini sangat potensial sekali untuk dikembangkan menjadi sport tourism. Selain menikmati hawanya yang sejuk, di Gombengsari kita bisa melihat perkebunan kopi, pengolahannya hingga peternakan kambing etawah,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas ketika membuka Gombengsari Farm Festival, kemarin.

Yang menarik, di arena festival ini juga digelar acara ngopi, nyusu, dan nyate sekilo. Nyate sekilo merupakan acara dengan membakar sate yang ditusukan pada batang pisang dan dibakar secara bersamaan. Daging sate yang ditusukan pada batang pisang rata-rata seberat satu kilogram.

Cara membakar sate tidak seperti biasanya. Sate yang sudah ditusukkan pada batang pohon pisang kemudian secara bersama- sama dengan jumlah yang banyak dibakar secara serentak. “Jumlahya berkilo-kilo, makanya kita namakan nyate sekilo. Tenang saja semua pengunjung bakal kebagian satenya,” ujar Santoso, 40, salah satu panitia Gombengsari Farm Festival.

Selain nyate sekilo, ada juga fashion show kambing dengan menggunakan model kambing yang dihias sedemikian rupa sehingga terlihat menawan. Acara farm festival difokuskan kepada bidang penanian dan peternakan di Kelurahan Gombengsari yang dipusatkan di Dusun Suko.

Usai membuka festival, Bupati Anas beserta rombongan langsung menuju peternakan kambing ettawah di lokasi camping ground. Selanjutnya Anas menuju tempat bakar sate untuk mencoba cara membakar nyate sekilo serta mencicipi sate.

“Rasa satenya enak. Ini yang dinamakan nyate sekilo,” ujarnya sambil menyantap sate. Anas mengatakan, bahwa potensi hasil pertanian dan peternakan yang ada di Dusun Suko, Kelurahan Gombengsari perlu mendapatkan dukungan dari pemerintah agar bisa berkembang lagi.

Potensi alamnya pun juga sangat indah terdapat hutan pinus dan mahoni yang menjadikan suasana menjadi sejuk. “Saya akan mengajak investor dari Prancis untuk menjadikan Camping Ground ini menjadi kawasan wisata out bond dengan berbagai fasilitas,” tandasnya.

Even ini salah satu upaya pemkab untuk mempromosikan potensi Gombengsari yang memang potensinya beragam. Di sini lengkap, selain menikmati hawanya yang sejuk, juga bisa melihat perkebunan kopi dan pengolahannya hingga peternakan kambing ettawah.

Dalam festival itu, pengunjung bisa melihat proses pengolahan biji kopi. Mulai pengupasan kopi, hingga penggilingan. Seduhan kopi beraroma nikmat juga bisa dinikmati secara gratis oleh pengunjung disini.

Di zona kambing,  ratusan kambing mulai jenis etawa, peranakan ettawah dan jenis lainnya. Kambing-kambing itu tidak hanya dipamerkan, namun juga dijual. Harganya beragam, ada yang mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 30 juta untuk kambing jenis ettawa. (radar)