Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Setiap Pementasan Habiskan Dana Rp 20 Juta

TRADISIONAL: Penampilan barong pitik-pitikan di pentas terbuka Taman Blambangan.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
TRADISIONAL: Penampilan barong pitik-pitikan di pentas terbuka Taman Blambangan.

Pentas aktualisasi seni dan budaya digelar secara gratis di panggung budaya Taman Blambangan setiap akhir pekan. Berapa duit yang
dihabiskan untuk menggelar pentas seni itu?

MULAI tahun 2012 ini Pemkab Banyuwangi menggelar pentas seni dan budaya secara rutin. Dalam APBD 2012, acara itu digelar setiap dua minggu sekali. Respons masyarakat terhadap acara itu ternyata sangat luar biasa.

Acara periodik yang menyajikan kesenian dan budaya lokal Banyuwangi itu selalu ramai di kunjungi ratusan bahkan ribuan warga setiap akhir pekan.Besarnya antusias warga itu memaksa Bupati Abdullah Azwar Anas melakukan evaluasi.

Hasil evaluasi, pertunjukan tersebut perlu ditingkatkan intensitasnya menjadi setiap pekan. Dalampembahasan perubahan APBD 2012, acara itu diusulkan digelar satu kali dalam seminggu. Proposal usulan eksekutif itu akhirnya mendapat persetujuan Oktober ini malam aktualisasi seni digelar setiap malam Minggu.

Untuk menggelar acara itu, APBD 2012 menyediakan anggaran sekitar Rp 200 juta lebih. Anggaran Rp 200 juta itu sudah habis digu nakan sebelum bulan Ramadan. Pada perubahan APBD 2012 lalu, anggaran perge laran pentas seni itu ditambah sekitar Rp 500 juta. Anggaran Rp 500 juta itu tidak hanya di alokasikan untuk pergelaran seni dan budaya di Taman Blambangan.

Anggaran itu ternyata juga digunakan untuk pentas seni dan budaya dalam even Tour de Ijen. Dalam Tour de Ijen mendatang akan di gelar pentas seni di setiap etape yang di lalui peserta Tour de Ijen. Dalam even balap sepeda internasional itu, ada tiga etape yang dilalui, yakni Pulau Merah, kota Ba nyuwangi, dan Gunung Ijen. “Di setiap etape kita gelar pentas seni dan budaya.

Anggarannya diambilkan dari dana Rp 500 juta itu,” papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Suprayogi. Lalu, berapa anggaran setiap pentas? Da lam APBD, anggaran yang disediakan dalam satu kali pergelaran sekitar Rp 25 juta. Akan tetapi, anggaran yang disediakan itu tidak terpakai habis. Setiap pergelaran menghabiskan anggaran Rp 20 juta.

Anggaran itu terpakai habis untuk beberapa kegiatan, antara lain biaya tim kesenian, konsumsi, tim keamanan, tim kebersihan, sewa tenda, sewa sound system, dan pengadaan setrum atau daya listrik. Panitia terpaksa mendatangkan mesin diesel untuk mencukupi kebutuhan listrik pentas seni itu. Setrum yang tersedia di lapangan ternyata tidak memadai untuk pentas seni.

Selain itu, untuk men datangkan tim kesenian besar biayanya Rp 7 juta hingga Rp 9 juta. Setiap pertunjukan, ongkos tim kesenian yang tampil tidak sama. Biaya tim kesenian tergantung jumlah personel yang tampil. Jika tim kesenian hanya menampilkan seni lokal, maka biayanya tidak terlalu mahal.

Namun, jika kesenian lokal dikemas agak modern, harganya agak mahal. Pentas kendang kempul, misalnya, anggarannya lebih besar dibandingkan kesenian lain. “Rata-rata biaya tim kesenian Rp 7 juta hingga Rp 9 juta,” papar Suprayogi. (radar)