Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Siap Dilepas di Pantai Rajegwesi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

KALIPURO – Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) akan melepaskan puluhan tukik (anak penyu) berusia 92 hari. Puluhan tukik tersebut rencananya akan dikembalikan ke habitatnya di Pantai Rajegwesi, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Ketua BSTF, Wiyanto Haditanojo mengatakan, puluhan  tukik tersebut se-belumnya ditangkar pihak Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Setelah itu, hewan yang mulai langka tersebut dirawat BSTF. “Jadi di sini bukan penangkaran. Kami mendapatkannya ketika  tukik ini berumur tujuh hari. Di sini dirawat sampai besar. Setelah itu, dilepas kembali ke habitat aslinya, yaitu Laut Selatan.

Rencananya,  tukik-tukik tersebut dilepas di Pantai Rajegwesi pada 21 Maret 2012 mendatang,” jelas Wiyanto. Wiyanto mengatakan, pelepasan tukik-tukik tersebut merupakan pelepasan  tukik pertama yang dilakukan BSTF. Diharapkan, tukik-tukik tersebut mampu survive (bertahan hidup “Selama ini perbandingannya 1:1000. Mudah-mudahan perbandingan tersebut dapat meningkat. Sebab, saat dilepas nanti, usia  tukik-tukik tersebut sudah lebih dari 92 hari,” ujarnya.

Awalnya,  tukik-tukik tersebut berjumlah 110 ekor. Tukik itu berasal dari kawasan TN Meru Betiri. Saat ini, tukik yang tersisa hanya 76 ekor. “Dapat digambarkan peluang mereka hidup jika dilepaskan ketika berumur tujuh hari. Oleh karena itu, BSTF akan melepas  tukik pada usia lebih tua,” ujar Wiyanto.

BSTF  melakukan kegiatan tersebut untuk melestarikan populasi penyu yang mendekati kepunahan. Apalagi, telur dan penyu sering diburu masyarakat. “Dulu, di periode 1990-an, banyak nelayan sekitar sini yang menemukan penyu di jaringnya. Namun, sekarang sudah tidak ada. Dari situ terlihat bahwa populasi hewan tersebut sudah menipis. Jika tidak segera dilestarikan, kemungkinan punah semakin besar,” bebernya.

Sementara itu, yayasan di Jalan Raya Situbondo, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, itu merupakan yayasan independen. Mereka berharap ada pihak yang mau bergabung dalam mendukung dan melestarikan penyu. “Semua ini berawal dari hobi yang kemudian berubah menjadi rasa peduli terhadap penyu. Kita manfaatkan media online untuk kegiatan ini. Kita juga berharap ada campur tangan pemerintah,” harap Wiyanto. (radar)