Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sopir Cadangan Dikawal Polisi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Truk tangki pengangkut BBM keluar dari Pertamina.

Dipaksa Pindah, Aksi Mogok AMT Tetap Berlanjut

KALIPURO – Aksi mogok kerja yang dilakukan ratusan Awak Mobil Tangki (AMT) PT. Pertamina Patra Niaga masih berlanjut. Hari kedua mogok kemarin para sopir truk tangki masih terus melakukan orasi. Mereka tetap menyuarakan tiga tuntutan.

Tiga tuntutan tersebut adalah minta diangkat sebagai pegawai tetap Pertamina, kerja delapan jam selama sehari, dan memperkerjakan kembali AMT yang di PHK secara sepihak. “Selama tuntutan tidak dipenuhi, kami akan terus melakukan aksi mogok,” tegas Busairi, sopir truk tangki dalam orasiaya kemarin.

Lokasi mogok aksi kedua kemarin berbeda dari aksi sebelumnya. Kalau sebelumnya di depan kantor Pertamina Ketapang, aksi kedua berlangsung di depan pelabuhan Tanjungwangi, sekitar 500 meter arah utara kantor Pertamina.

Pemindahan lokasi mogok tersebut bukan kemauan pendemo. Senin (19/6) pukul 14.00, pendemo dipaksa pindah oleh Kapolres Banyuwangi AKBP Agus Yulianto. Orang nomor satu di Polres Banyuwangi itu meminta para demonstran untuk segera pindah ke sebelah utara dari posko semula.

Menurut Kapolres, Depo Pertamina Tanjung Wangi merupakan Objek Vital Nasional (Obvitnas) sehingga aksi demo diarahkan untuk segera menjauh. “Dalam radius 500 meter tidak boleh melakukan aksi,” tegas Agus Yulianto.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, kendati masih diwarnai aksi mogok, distribusi bahan bakar minyak (BBM) ke sejumlah SPBU masih tetap lancar. Aksi mogok tidak berpengaruh terhadap pasokan bahan bakar ke SPBU di Banyuwangai dan sekitarnya.

Pada hari pertama, sopir truk tangki digantikan aparat kepolisian dan TNI. Namun, pada hari kedua kemarin, para tentara tersebut digantikan sopir cadangan. Pihak Pertamina rupanya sudah menyiapkan ratusan sopir sebagai pengganti sopir yang mogok.

“Biar tidak terjadi apa-apa dijalan, sopir truk mendapat pengawalan dari anggota Polres. Mereka takut dicegat di jalan oleh teman-temanya yang mogok,” ujar Kasat Sabhara Polres Banyuwangi AKP Basori Alwi.

Selama aksi mogok berlangsung, pengamanan di Pertamina diperketat. Satu peleton kepolisian dan TNI dikerahkan untuk berjaga karena Pertamina masuk kategori obyek vital nasiona.

“Sesuai UU nomor 9 tahun 1999, aksi demo pada obyek vital nasional harus radius 500 meter dari lokasi,” tandas Basori. Fajrin Fadlillah perwakilan dari Federasi Buruh Transportasi Pelabuhan Indonesia (FBTPI) mengatakan aksi dalam UU nomor 9 tahun 1999 adalah aksi demonstrasi, mimbar bebas, dan rapat umum.

Sementara untuk mogok kerja tidak temasuk. Tapi Kapolres ngotot untuk tetap memindahkan para AMT dari posko ke sebelah ke arah utara. “Saat AMT menolak, Kapolres mulai mamaksa dengan menurunkan sejumlah anggotanya beserta mobil truk polisi untuk mengangkut para demonstran,” ujar Fajrin.

Seperti hari pertama, aksi demo kedua kemarin dimulai pukul 07.00. Tempatnya di halaman kantor Kangean Energy lndonesia, depan pelabuhan Tanjungwangi. Ada 100 orang lebih AMT dan 7 mahasiswa yang melakukan aksi demo. Mereka berorasi dan meminta pihak Pertamina segera turun untuk melakukan negosiasi dengan para AMT.

Pukul 12.15 perwakilan dari Disnaker Banyuwangi beserta rombongan datang untuk menemui para sopir tangki. Nyamat selaku Kepala Bidang Hubungan Industrial mengatakan, bahwa tuntutan para AMT akan dibicarakan dengan Disnaker pusat.

“Karena aksi ini adalah demo nasional maka menunggu keputusan dari pusat,” kata Nyamat. Pihak Disnaker melakukan mediasi secara terbuka dengan para AMT. Pembahasan masih sama mengenai beberapa tuntutan AMT yang harus dipenuhi oleh PT Pertamina Patra Niaga.

“Kami akan terus melakukan orasi dan berdoa agar tuntutan kami dapat cepat dipenuhi,” tandas Busairi, sopir truk tangki. Diberitakan sebelumnya, ratusan awak mobil tangki (AMT) pengangkut bahan bakar minyak (BBM) menggelar aksi mogok, Senin kemarin (19/6).

Aksi mogok yang dilakukan di depan kantor PT. Pertamina Patra Niaga Tanjung Wangi, Kalipuro itu sebagai reaksi atas pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak yang menimpa ratusan sopir.

Tuntutan kedua, meminta Pertamina mangangkat semua crew AMT menjadi karyawan tetap PT. Pertamina Patra Niaga. Ketiga, memberlakukan delapan jam kerja wajib selebihnya dihitung jam lembur.

Para sopir tangki tersebut mendirikan tenda di depan PT. Pertamina Patra Niaga Tanjung Wangi untuk melakukan aksi secara tertib dan tanpa anarki. Mereka mengandangkan truk tangki di area parkir. Para sopir itu sepakat tidak mau menjalankan kendaraan sebelum tuntutan dipenuhi.

Sebagai gantinya, pihak Pertamina meminta bantuan polisi dan TNI untuk menjalankan truk tersebut. Semula, sejumlah sopir sempat mengejar truk tersebut agar berhenti. Namun, perwakilan sopir mencegahnya sehingga truk tetap melaju ke arah selatan untuk mendistribusikan BBM.

Aksi demo yang dilakukan ratusan AMT di depan kantor Pertamina kemarin dipastikan tidak mengganggu distribusi BBM ke masyarakat. Sebab, AMT yang melakukan aksi sudah berkomitmen untuk tertib dan tidak mengganggu distribusi BBM ke masyarakat.

Area Manager Communication and Relation Jatim Balinus Happy Wulansari mengatakan, Pertamina sudah berkoordinasi dengan pihak PT. Patra Niaga untuk dapat menyelesaikan permasalahan mereka dengan AMT sebaik mungkin.

Sementara dari Pertamina juga melakukan upaya antisipasi agar distribusi BBM tidak terganggu dengan adanya aksi demo tersebut. (radar)