Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sriwijaya Air Segera Terbang Jakarta-Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

sriwijaya-air-segera-terbang-jakarta-banyuwangi

RENCANA penjajakan direct light Banyuwangi- Jakarta disampaikan langsung Chief Executive Oi cer (CEO) Sriwijaya Air, Chandra Lie saat menggelar pertemuan dengan Bupati Abdullah Azwar  Anas di atas pesawat pada Jumat lalu (21/10).

Bupati Anas mengatakan, CEO Sriwijaya Air antusias terhadap rencana penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi tersebut. Sebab, prospek pasar penerbangan langsung dari dan menuju Banyuwangi dari Ibu Kota sangat bagus.

“Adanya direct light Jakarta-Banyuwangi dan sebaliknya, tentu pariwisata, dunia usaha, dan mobilitas orang akan semakin cepat untuk menggerakkan perekonomian  lokal,” ujarnya. Anas mengatakan, selama ini, wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara yang  berangkat dari Jakarta menuju ke Banyuwangi harus transit di Bandara Juanda, Surabaya, setelah  itu baru menuju ke Banyuwangi.

Frekuensi rute Surabaya-Banyuwangi telah mencapai tiga kali terbang per hari, dan per 30 Oktober 2016 bertambah menjadi empat kali terbang per hari. “Tentu dengan direct light Jakarta-Banyuwangi, para wisatawan, dunia usaha, maupun masyarakat luas bisa lebih hemat waktu karena pesawat  langsung menuju ke Banyuwangi,” kata dia.

Menurut Anas, faktor ketertarikan maskapai dalam menggarap rute Jakarta-Banyuwangi tidak terlepas dari kenaikan jumlah penumpang di Bandara Banyuwangi. Tercatat penumpang melonjak  hingga 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).  Hingga Agustus 2016, bandara tersebut telah  melayani lebih dari 71 ribu penumpang.

”Sampai akhir tahun, total jumlah penumpang diprediksi sedikitnya 120 ribu orang,” kata dia. Rute Jakarta-Banyuwangi, kata Anas, diharapkan bisa terealisasi dalam waktu dekat ini. Tim dari pihak maskapai akan segera mengurus izin rute ke otoritas terkait, mulai dari Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav) hingga Kementerian Perhubungan.

”Penerbangan tersebut sudah bisa terealisasi ka rena secara teknis, tebal landasan Bandara  Banyuwangi bisa didarati pesawat jenis Boeing 737 seri 500,” ujarnya. Perekonomian yang terus tumbuh juga menjadi daya tarik tersendiri.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banyuwangi, yang mencerminkan besaran perekonomian daerah, terus meningkat dari dari Rp 32,46 triliun (2010) menjadi Rp 60,05 triliun (2015). Pendapatan per kapita masyarakat Banyuwangi melonjak dari Rp20,8 juta per kapita per tahun (2010) menjadi Rp 37,53 juta (2015).

”Artinya daya beli terus tumbuh di  Banyuwangi. Di samping itu, tentu pasar rute ini adalah wisatawan, pelaku bisnis, dan kalangan masyarakat luas yang akan ke Banyuwangi,” tuturnya. Faktor pengungkit lain adalah  keberadaan sejumlah perguruan tinggi di Banyuwangi, seperti beberapa sekolah pilot dan Universitas Airlangga (Unair) kampus  Banyuwangi.

Saat ini, jumlah mahasiswa di Unair kampus Banyuwangi sudah lebih dari 600 ma hasiswa yang berasal dari 18 provinsi se-Indonesia.

”Sebentar lagi ada pembukaan jurusan pendidikan baru, sehingga jumlah mahasiswa Unair  kampus Banyuwangi bertambah,  diprediksi mencapai 2000 mahasiswa dalam dua tahun ke depan  yang datang dari seluruh provinsi  di Indonesia. Mereka butuh aksesibilitas yang mudah ke Banyuwangi, sehingga ini jadi pasar yang  menarik bagi maskapai,” pungkasnya. (radar)