BANYUWANGI – Festival angklung caruk tingkat pelajar yang di Gesibu Blambangan berlangsung semarak. Penampilan para peserta yang lolos di babak final, berhasil memukau ribuan penonton yang memadati tribun Gesibu Blambangan Sabtu malam kemarin (25/2).
Sejak Sabtu petang, pengunjung sudah mulai berjubel di sekitar Gesibu Blambangan tempat berlangsungnya festival angklung caruk pelajar. Penonton yang datang dari berbagai desa dan kecamatan di Banyuwangi sengaja datang hanya untuk menyaksikan kebolehan para pelajar dalam memainkan alat musik tradisional tersebut.
Festival itu seolah mengobati kerinduan masyarakat Banyuwangi yang sudah lama tidak menyaksikan pergelaran angklung caruk. Acara yang dimulai pukul 19.30 itu langsung dipenuhi ribuan masyarakat yang sudah duduk rapi di tribun gesibu.
Bahkan, saat acara dimulai, tribun atas gesibu tidak mampu menampung jumlah penonton. Tak pelak, penonton yang menyaksikan festival tersebut harus rela berdiri. Enam kelompok pelajar SD caruk (bertemu) terlebih dahulu. Agar adil, untuk penampilannya digunakan sistem undian. Yakni dua kelompok yang nomornya dipanggil langsung saling beradu memainkan alat musik tradisional di atas pentas.
Tidak sedikit, para penonton mengaku bangga dan terkejut dengan kebolehan peserta SD dalam memainkan alat musik tradisional tersebut. Kebolehan pelajar usia SD itu tidak jauh berbeda dengan para penabuh gamelan profesional. Yang menarik, dalam festival itu para badut dan sinden juga menunjukkan kebolehannya dalam menari dan olah vokal. Sesekali penampilan para badut itu juga mengundang gelak tawa para penonton.
“Baru kali ini ada festival angklung caruk pela jar. Kalau bisa terus digerlar setiap tahun,” cetus Juwono, 50, salah seorang penonton dari Singojuruh. Menurut Juwono, festival tersebut akan mampu menumbuhkan kecintaan anak-anak dalam bermain alat musik tradisional.
Dengan tumbuhnya kecintaan itu, sekolah di masing-masing penyelenggara pendidikan juga dituntut bisa mewadahi bakat minat siswa dalam bermain alat musik tradisional. Apalagi, di tengah serbuan era globalisasi banyak jenis-jenis musik asing yang akan mempengaruhi kecintaan anak-anak dalam bermusik.
“Jika ada festivalnya, anak-anak pelajar akan semangat belajar musik tradisional,” imbuhnya. Sorak-sorai penonton mulai gemuruh ketika grup pelajar tersebut saling adu tebak lagu instrumen angklung (lojian). Jika grup lain tidak bisa menebak dengan cara melanjutkan instrumen angklung yang dimainkan, maka oleh wasit dinyatakan kalah.
Setelah melalui proses penyajian penampilan, panitia menyatakan enam finalis terbaik. Grup SD penyaji terbaik pertama diraih oleh UPTD Kecamatan Srono diikuti grup dari UPTD Kecamatan Rogojampi di urutan kedua. Disusul UPTD Kecamatan Cluring sebagai penyaji terbaik ketiga.
UPTD Kecamatan Banyuwangi menempati urutan penyaji terbaik empat. UPTD Kecamatan Gambiran dan UPTD Kecamatan Giri masing-masing di urutan penyaji terbaik lima dan enam. Untuk kelompok peserta SMP, regu dari SMPN 1 Banyuwangi mampu memikat dewan juri dan dinyatakan sebagai penyaji terbaik pertama dengan nilai 628.
Disusul SMPN 2 Srono sebagai terbaik kedua dengan nilai 611. Sementara di posisi ketiga, diraih SMPN 1 Purwoharjo dan SMPN 1 Glagah menjadi penyaji terbaik keempat. Penghargaan khusus penabuh angklung terbaik untuk klasemen SD diberikan kepada UPTD Pendidikan Kecamatan Cluring.
Penabuh Saron terbaik diraih UPTD Pendidikan Kecamatan Gambiran dan pemain biola terbaik diraih UPTD Kecamatan Giri. Sementara, UPTD Kecamatan Rogojampi meraih penabuh kendang terbaik. Untuk badut dan sinden terbaik diborong oleh UPTD Kecamatan Srono.
Penghargaan khusus penabuh angklung dan sinden terbaik klasemen SMP, diraih oleh siswa dari SMPN 1 Banyuwangi, penabuh saron terbaik jatuh pada siswa SMPN 1 Glagah, pengendang terbaik diraih siswa SMPN 2 Srono, dan siswa SMPN 1 Purwoharjo berhasil meng- gondol prestasi sebagai badut terbaik tingkat pelajar SMP.
“Kami berterima kasih pada semua pihak yang ikut menyukseskan acara ini. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi,” pungkas Ketua Panitia Penyelenggara, Hasan Basri. (radar)