Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Sulap Barang Rongsokan Jadi Lampu Bernilai Tinggi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Budi-Susilo-memasang-kabel-lampu-hias-berbahan-barang-rongsokan-di-Dusun-Sempu,-Desa-Sarimulyo,-Kecamatan-Cluring,-kemarin

Budi Susilo, 38, Kreator Lampu Hias dari Desa Sarimulyo

AWALNYA, Budi Susilo adalah seorang pencari barang bekas atau rongsokan. Warga Dusun Sempu, RT 2, RW 3, Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, itu mulanya tidak tertarik dengan limbah rumah tangga yang menumpuk di sekitar tempat  tinggalnya.

Dia hanya menimbun barang bekas itu dan menjual saat harga mulai  naik. Perkembangannya, Budi yang menjadi pengepul barang rongsokan itu melihat barang rongsokan yang dikumpulkan di belakang rumahnya semakin menggunung, sementara harganya tidak lekas naik. Malahan barang bekas itu tidak laku.

“Setelah harganya jatuh dan tidak laku, saya putar otak agar barang bekas  itu laku terjual,” katanya. Ide menciptakan lampu hias muncul pada awal Ramadan lalu. Saat berjalan-jalan di gudang di belakang rumahnya  dan membongkar beberapa karung berisi barang rongsokan, dia menemukan kemarang (tempat nasi berbahan seng) bekas yang sudah usang.

Dari situlah muncul ide membuat lampu hias ruangan dengan sedikit modifikasi. Modifikasi itu berupa tambahan besi yang disatukan menggunakan las karbit dan cat semprot. Setelah berhasil menciptakan satu hiasan ruangan dari bekas kemarang nasi itu, dia menularkan kepada sejumlah pemuda yang sedang nongkrong di   bengkel las tidak jauh dari rumahnya.

“Saya beri contoh satu, kini para pemuda berlomba-lomba berkreasi membuat lampu hias dari barang bekas ini,” katanya. Sepertinya tidak sia-sia, idenya itu disambut positif para pemuda di sekitar tempat tinggalnya.

Mereka terus berkreasi dengan membuat lampu hias lain, seperti lampu tidur, lampu hias ruangan, dan lampu gantung.  “Sementara baru lima pemuda yang tertarik  dan membuat lampu hias ini,” jelasnya.  Jika para pemuda menekuni pembuatan lampu hias itu, Budi yakin para pemuda pengangguran di kampungnya akan berkurang.

Mereka bisa menuangkan ide-ide kreatifnya dalam bentuk karya lampu hias dari barang bekas tersebut. “Harapannya saya itu para pemuda kampung memiliki keterampilan dan lebih mandiri.” terang  bapak satu anak itu.

Para pemuda di Dusun Sempu, Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring, dalam sehari masih mampu  membuat satu lampu hias. Pengerjaan lampu itu dinilai cukup rumit, apalagi bahan baku yang digunakan adalah bahan bekas yang dimodifikasi. Sehingga, butuh kejelian dan kesabaran dalam  mengerjakannya.

“Minimal harus ada gambaran awal dulu, mau dibuat seperti apa bentuknya,”  ujar Bagus, 25, salah seorang pemuda yang menekuni pembuatan lampu hias dari barang rongsokan itu.  Pengerjaan baru dimulai setelah ada ide. Ketika  semua bagian sudah menyatu, barang  bekas  itu akan tampak baru setelah dipoles dengan cat semprot.

“Pemasaran masih belum ada,” katanya. Meski belum dipasarkan, lampu karyanya itu sangat diminati banyak orang lantaran  mode dan warna lampu yang dihasilkan sangat  indah. “Sebenarnya masih belum dipasarkan,  tapi banyak yang suka dan memesan,” jelasnya.

Harga lampu hias itu bervariasi. Lampu tidur  harganya mulai Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu.  Lampu hias ruangan dijual Rp 400 ribu dan lampu gantung dijual Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu. “Harga itu tergantung jenis barang,” sebutnya.

Kepala Desa Sarimulyo, Didik Eko Andrianto, mengaku bangga dengan karya warganya yang dinilai sangat kreatif dan inovatif tersebut.  Pihaknya akan merespons dengan mengenalkan produk kerajinan usaha mikro kecil menengah (UMKM) tersebut ke tingkat kecamatan dan kabupaten. “Karyanya bagus dan sangat layak dipasarkan,” tandasnya. (radar)