Mencari Rumput Dilakukan Sebelum Berangkat Mengajar
JIKA dilihat dari kegiatan Sutrisno saat di kandang sapi, tidak menyangka seorang guru. Pria berkumis itu terlihat cekatan dan luwes merawat dan memandikan sejumlah sapi jenis Simetal miliknya yang berukuran besar. Sapi-sapi piaraannya itu sengaja diternak untuk tabungan keluarga.
Tapi tidak jarang, sapinya diikutkan dalam sejumlah kontes. Sejumlah piala, terlihat terpampang di dalam rumahnya yang ada di Dusun Resomulyo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. “Sapi-sapi ini untuk tabungan keluarga,” cetus Sutrisno.
Ternak sapi bukan pekerjaan utama bagi Sutrisno. Karena yang utama itu sebagai guru dengan status pegawai negeri sipil (PNS). Alumnus Sekolah Guru Olahraga (SGO) Malang tahun 1984, itu mengaku mulai ternak sapi sejak tahun 1986. Sedang menjadi guru, dilakoni sejak lulus SGO.
Dinas pertama sebagai guru olahraga, itu di salah satu SD yang ada di PTPN 23, Banterang, Kecamatan Jenggawah, Jember. Pengabdian itu dilakoni hingga 1990, dan akhirnya pindah di Banyuwangi. “Sejak dulu mengajar sambil merawat sapi,” katanya.
Sutrisno bertekad kerja sampingan sebagai peternak sapi, tidak boleh mengganggu kewajibannya sebagai pendidik. Setiap hari, selalu aktif mengajar di sekolah. “Saya mengajar sudah pindah-pindah, pernah di SDN 7 Genteng Kulon, SDN 4 Genteng Wetan, hingga di SDN 5 Kembiritan,” ungkapnya.
Agar ternaknya tetap terjaga dengan baik, Sutrisno setiap hari bangun lebih pagi. Itu dilakukan untuk mencari rumput di ladang. Sebelum menggunakan pakan tambahan, bangun tidur setiap pukul 01.00 untuk mencari rumput.
“Saya biasanya mencari rumput itu di Jayengan (Dusun Purwodadi, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu),” terangnya. Sebagai bukti tanggung jawabnya mengutamakan kewajiban mengajar, bapak empat anak itu mengaku harus maksimal dalam memupuk prestasi anak didiknya, terutama di bidang olahraga.
Bahkan, dia pantang menolak tugas untuk mengikuti pelatihan atau kegiatan di luar kota yang memakan waktu hingga beberapa hari. “Kalau ada tugas ya diutamakan, anak-anak (siswanya) ada yang (lomba) sampai Porprov,” jelasnya.
Capaian yang diraih Sutrisno, tampaknya memang patut diberi acungan jempol. Selain berhasil mencetak siswa yang berprestasi dalam bidang olahraga, hobinya merawat sapi juga banyak mendulang prestasi. Dia menyebutkan, sapi yang dirawat pernah memenangi kontes sapi di urutan ketiga.
“Zamannya Pak Samsul (Mantan Bupati Banyuwangi Samsul Hadi), sapi saya menang dan dapat hadiah tujuh juta,” ungkapnya. Untuk merawat sapinya, terutama saat ada tugas di luar kota, penggemar alat musik Jawa itu mengaku harus rela mengeluarkan uang untuk membeli rumput. Biasanya rumput untuk ternaknya di campur dengan pakan lain seperti ampas tahu.
“Kalau ditinggal ke Surabaya, saya belikan rumput satu pikap, lalu istri dan anak-anak yang memberi ke sapi,” terangnya. Sutrisno menyebut ternak sapi itu dilakukan untuk tabungan, terutama setelah pensiun. Dia berpendapat, jika ingin memiliki pendapatan lebih tinggi dari gaji sebagai PNS, harus memiliki usaha di luar kewajiban tanpa mengabaikan dan mengganggu tugas utamanya. (radar)