Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tahap Konstruksi Serap Seribu Naker

KOMPAK: (Dari kanan) Erwin Aksa, Ak sa Mahmud, Menperin MS Hidayat, Gubernur Soekarwo, Bupati Abdullah Azwar Anas, menekan tombol bersama tanda ground breaking pabrik Semen Bo sowa di Kelurahan Bulusan, Ke ca matan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (atas). Alat berat menancapkan paku bumi untuk bangunan pabrik Semen Bosowa (bawah).
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
KOMPAK: (Dari kanan) Erwin Aksa, Ak sa Mahmud, Menperin MS Hidayat, Gubernur Soekarwo, Bupati Abdullah Azwar Anas, menekan tombol bersama tanda ground breaking pabrik Semen Bo sowa di Kelurahan Bulusan, Ke ca matan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (atas). Alat berat menancapkan paku bumi untuk bangunan pabrik Semen Bosowa (bawah).

KALIPURO – Pembangunan pabrik PT. Semen Bosowa di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, resmi dimulai kemarin (7/5). Pembangunan pabrik tersebut akan menyerap sekitar seribu tenaga kerja.

Peresmian dimulainya pembangunan pabrik itu dilakukan Menteri Perindustrian RI, MS Hidayat. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo dan Bupati Abdullah Azwar Anas juga ikut menekan tombol tanda dimulainya pembangunan pabrik dengan nilai investasi Rp 800 miliar itu.

Pembangunan pabrik ketiga PT. Semen Bosowa itu direncanakan berlangsung selama dua tahun. Walau direncanakan dalam dua tahun, tapi ditargetkan selesai dalam tempo setahun. “Kita berharap besar tahun 2013 mendatang pabrik sudah bisa memproduksi semen,” harap CEO Bosowa Grup, Erwin Aksa.

Seribu tenaga kerja dalam pembangunan itu, kata Erwin, seratus persen akan menggunakan tenaga lokal. Nilai investasi untuk pembangunan pabrik adalah Rp 800 miliar. Menurut Erwin, material yang dibutuhkan dalam pembangunan pabrik itu didatangkan dari luar negeri alias impor dengan nilai impor Rp 200 miliar. Sisanya, senilai Rp 600 miliar, menggunakan material lokal Indonesia dan Banyuwangi.

Selain menggunakan kontraktor nasional, pembangunan pabrik semen Bosowa juga akan melibatkan kontraktor lokal Banyuwangi. Kehadiran kontraktor nasional itu diharapkan dapat mendorong kemajuan kontraktor lokal. Erwin mengungkapkan, proses pendirian pabrik Bosowa di Banyuwangi merupakan yang tercepat.

Untuk merealisasikan pembangunan pabrik itu, Erwin mengaku hanya butuh waktu beberapa bulan. Padahal, di tempat lain Bosowa Grup membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pendirian pabrik. Di Banyuwangi hanya membutuhkan waktu beberapa bulan. “Banyuwangi merupakan daerah paling cepat di Indonesia dalam proses perizinan pembangunan pabrik,” katanya.

Kemudahan dalam memperoleh izin tersebut, kata Erwin, merupakan salah satu bukti kesiapan Banyuwangi menerima investasi. “Saya akan kampanye di mana-mana bahwa Banyuwangi paling mudah dan paling cepat dalam proses perizinan investasi,” tegasnya.

Menurut Erwin, 1999 merupakan tahun pertama semen Bosowa masuk Pulau Jawa. Waktu itu, Bosowa merambah pulau Jawa dari Banyuwangi. Maka dari itu, semen Bosowa juga akan mengembangkan pasar di Pulau Jawa dari Banyuwangi melalui pembangunan pabrik berkapasitas  produksi 1,5 juta ton per tahun.

Sementara itu, Gubernur Jatim Soekarwo memuji langkah Bosowa membangun pabrik di Banyuwangi. Menurut Soekarwo, Jatim merupakan daerah paling aman dan nyaman untuk investasi. “Salah satunya di Banyuwangi. Sekarang bukan zamannya lagi berinvestasi di Jakarta, Jawa Barat, dan Jateng.

Yang tepat, ya di Jawa Timur,” tegas pejabat yang akrab disapa Pakde Karwo itu. Oleh karena itu, kata Soekarwo, kalau investor mau berinvestasi, pilihan yang paling tepat  ya di Jawa Timur. Gubernur berkumis tebal itu yakin kalau berinvestasi di Jawa Timur, maka investasi akan cepat berkembang.

“Kalau perkembangan cepat, maka modal juga akan cepat kembali,” katanya. Menteri Perindustrian MS Hidayat juga yakin industri di Banyuwangi akan cepat tumbuh. Itu terjadi karena program dan perencanaan yang sedang dilakukan Pemkab Banyuwangi tersusun rapi.

“Saya hari ini sebenarnya ada rapat kabinet bersama presiden. Karena acara ini sangat penting, saya izin kepada presiden tidak ikut rapat kabinet dan diizinkan,” ujarnya. Menurut Hidayat, lahan industri secara nasional sekitar 5.000 hektare (ha). Kebutuhan 5.000 ha itu tidak mungkin dipenuhi daerah sekitar Jakarta karena lahan  sudah habis.

Dia berharap kekurangan lahan industri itu bisa ditangkap Jatim dan dimanfaatkan Banyuwangi. Bupati Abdullah Azwar Anas menyatakan siap memenuhi kekurangan lahan industri nasional itu. Saat ini, Pemkab Banyuwangi sedang membangun kawasan industri seluas 600 ha hingga 1000 ha. “Kita sedang membangun beberapa infrastruktur untuk mendukung program industrialisasi di Banyuwangi,” tegasnya. (RADAR)