Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tahun Lalu 6 Mapel, Sekarang 4 Mapel

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Ujian Nasional  (Unas) SMA tahun ini tampaknya memang benar-benar banyak perubahan. Selain kewajiban sekolah untuk melaksanakan Ujian Nasional  Berbasis Komputer (UNBK), ada lagi perubahan dari segi mata pelajaran (mapel). Jika tahun lalu ada enam  mata pelajaran (maple) yang diujikan, tahun ini Kementerian Pendidikan  dan Kebudayaan (Kemendikbud)  menetapkan Unas 2017 hanya ada empat maple yang diujikan.

Kepala SMAN 1 Giri, Mujib mengakui, unas tahun ini hanya ada empat maple. Rinciannya, tiga mapel merupakan maple wajib yakni Bahasa Indonesia,  Bahasa Inggris, dan Matematika. Sementara untuk satu mapel sisanya,  siswa hanya diwajibkan untuk memilih satu mapel jurusan.

”Siswa sendiri yang  memilih satu mapel jurusan itu, bukan gurunya,” kata Mujib. Mujib menambahkan, peraturan tersebut selama ini memang masih belum disosialisasikan secara menyeluruh. Sebab, hal itu masih menunggu turunnya Peraturan Kemendikbud (Permendikbud) serta aturan dari Badan  Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Baru setelah peraturannya resmi, maka  penjelasannya bisa disampaikan ke  seluruh sekolah.

”Sekolah harus sekarang siap-siap. Sekarang masih berupa draf  peraturannya,” tambahnya. Dia menambahkan, dengan  empat mapel yaitu mapel Wajib  Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,  Matematika, serta satu mapel  jurusan, siswa bisa lebih leluasa menentukan pelajaran apa saja yang diminati selama ini.

Misalnya, untuk jurusan IPA, siswa  bisa memilih satu mapel di antara fisika, kimia, atau biologi. Begitu pula jurusan IPS, mereka bisa  memilih salah satu di antara mapel ekonomi, geografi, atau  pun sosiologi. Sedangkan jurusan bahasa bisa memilih satu di antara mapel sastra, antropologi, serta bahasa  asing.

”Kita lebih bisa mengukur minat siswa dari sini. Dengan  melihat mapel yang mereka pilih.  Jadi nanti saat Unas ada ke mungkinan satu kelas mengambil mapel yang berbeda-beda,” pungkasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, siswa-siswi SMA di seluruh Indonesia saat ini benar-benar diuji untuk menghadapi Unas tahun  ini.

Jika tahun lalu pelajar SMA masih diperbolehkan mengikuti ujian berbasis kertas, namun  tahun ini Menteri Pendidikan  mewajibkan seluruh SMA/ SMK/ MA untuk mengadakan UNBK. Tidak hanya pelajar yang diuji  dalam menghadapi Unas tahun 2017, pihak sekolah juga dibikin repot dengan adanya kewajiban  menggunakan sistem UNBK.

Terlebih bagi sekolah yang masih belum memiliki fasilitas yang  memadai untuk menyelenggarakan UNBK. Meski begitu,  pihak sekolah tidak tinggal diam. Sekolah-sekolah saat ini sudah mulai ikut menyesuaikan dengan aturan baru tersebut.

Seperti yang terjadi di Banyuwangi, unas yang masih beberapa bulan lagi berlangsung dimanfaatkan betul oleh pihak SMAN  1 Rogojampi untuk melakukan  studi banding ke SMAN 1 Giri  yang sudah sering melaksanakan UNBK. Kepala SMAN 1 Rogojampi,  Ya seni mengatakan, studi banding  ini juga demi kesiapan pihak sekolah dalam menyelenggarakan UNBK.

Pihak Kemendikbud yang  mewajibkan 80 persen sekolah di tingkat SMA harus menggunakan UNBK, kata dia, perlu diikuti oleh SMAN 1 Rogojampi. ”Mau tidak mau harus berbenah. Kita sudah punya 20 unit komputer, tapi itu masih kurang dan  perlu penambahan lagi. Bisa  menggunakan laptop dari siswa-siswi kami untuk menambah kekurangannya. Kita datang ke  SMAN 1 Giri untuk mengetahui  bagaimana jaringannya dan teknis  UNBK,” kata Yaseni.(radar)