Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tak Terima Putusan Hakim, Puluhan Pendemo Bentrok dengan Polisi di PN Banyuwangi

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Tak-Terima-Putusan-Hakim,-Puluhan-Pendemo-Bentrok-dengan-Polisi-di-PN-Banyuwangi

BANYUWANGI – Pengadilan Negeri Banyuwangi (PN) menggelar simulasi penanganan dan antisipasi unjuk rasa anarkis kemarin (2/9).  Kegiatan itu diikuti jajaran kepolisian beserta seluruh pegawai dan hakim yang bertugas di PN Banyuwangi.

Simulasi kali ini memeragakan potensi unjuk rasa yang berpotensi rusuh akibat ketidakpuasan terhadap putusan yang diambil hakim. Kegiatan dimulai pukul 08.00. Diperagakan, massa sedang menggelar unjuk rasa di depan kantor PN  Banyuwangi.

Sembari membentangkan spanduk dan orasi, puluhan massa itu  menuntut terdakwa pembunuhan  dihukum mati. Sementara itu, di  gedung persi dangan hakim  memvonis 12 tahun penjara.  Putusan itu lebih ringan daripada tuntutan jaksa, yakni 15   tahun.

Putusan hakim itu membuat keluarga korban marah.  Perwakilan keluarga di dalam  ruang sidang pun emosional dan  hendak memukul terdakwa. Beruntung, terdakwa berhasil  diamankan aparat. Hakim turut   diamankan karena kemarahan juga merembet ke pihak pengadil.

Putusan itu rupanya juga telah   sampai ke telinga pendemo. Demo yang awalnya berjalan damai berubah menjadi anarkis. Massa tidak puas atas putusan itu.  Mereka merangsek masuk ke  halaman pengadilan. Polisi pun berhadapan dengan massa yang  beringas.

Aksi saling dorong pun terjadi. Anjing pelacak yang turut dilibatkan berhasil mengurai konsentrasi   massa. Sedikit demi sedikit massa dipukul mundur. Halaman pengadilan pun kembali steril. Usai simulasi penanganan unjuk rasa, PN Banyuwangi menggelar simulasi kebakaran dan evakuasi gempa bumi. Petugas pemadam  kebakaran Banyuwangi dan BPPD Banyuwangi dilibatkan dalam  kegiatan itu.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari PN Banyuwangi menyambut sertifikasi pelayanan  (ISO),” beber Humas PN Banyuwangi, Heru Setiadji.  Heru menambahkan, simulasi itu penting dalam kondisi genting,  seperti unjuk rasa, kebakaran,   dan gempa bumi. Tujuannya,  agar seluruh elemen di pengadilan bisa mengambil langkah terbaik.

Seperti menyelamatkan dokumen atau benda berharga yang perlu  dan diutamakan. Meski sekadar  simulasi, kegiatan itu mendapat   apresiasi Kasat Sabhara Polres Banyuwangi, AKP Basori Alwi.  Menurutnya, simulasi kali ini sudah seperti aslinya. Bahkan, ada pegawai anggota PN yang luka di kepala karena terlalu  menjiwai peran dalam kegiatan itu. “Tidak masalah, yang penting  semangat dan ada ilmu yang  diperoleh,” ujarnya. (radar)