Sebar Link Youtube ke Mahasiswa KKN
RAUT wajah bahagia terpancar dari wajah Kepala Desa Tamansari, Rizal Saputra, 31, pada grand final lomba video kreatif competition yang dihelat di Hotel Ketapang Indah, petang kemarin. Betapa tidak, desa yang berada di kaki Gunung Ijen itu berhasil meraih dua penghargaan dalam lomba yang disaksikan Bupati Abdullah Azwar Anas dan seluruh camat.
Berkali-kali kades yang datang dengan pakaian adat Oseng berwarna hitam bermotif kuning diajak berfoto baik oleh rekannya sendiri maupun peserta lainnya. Senyum pun seolah tak bisa lepas raut wajah Rizal. “Ini di luar ekspektasi kami. Kami tidak berpikir akan menang, tapi malah menyabet gelar juara,” kata Rizal dengan wajah semringah.
Rizal menceritakan, perlu waktu dua bulan untuk menghasilkan video berjudul “Tamansari Home of Adventurous” tersebut. Lima orang anggota timnya mengambil video dengan mengulas secara dalam seluruh potensi yang dimiliki Desa Tamansari. Kisah dari video ini menceritakan tentang pengalaman seseorang yang pernah berkunjung ke Desa Tamansari.
Orang tersebut kemudian kembali lagi ke Tamansari karena rindu dengan keelokan yang dimiliki desa tersebut. Mulai kuliner, budaya, suasana alam hingga tempat wisata termasuk Kawah Ijen bikin kerasan siapa saja yang berkunjung.
“Konsepnya sederhana. Hanya tentang orang yang kepingin datang lagi setelah pernah ke Tamansari. Tapi di sana kita tunjukkan satu-persatu potensinya,’’ terang alumni SMAN 1 Giri itu. Rizal menceritakan, selama pengambilan video timnya harus menyesuaikan keadaan Desa Tamansari.
Desa yang memiliki Sendang Seruni itu disebut sebagai “rumah hujan” karena seringnya turun hujan di tempat itu. Belum lagi wilayah Desa Tamansari bisa dibilang salah satu yang paling luas di Banyuwangi. Sehingga membuat tim harus benar-benar membagi waktu untuk menuju spot-spot yang akan dimasukkan ke dalam video kreatif.
“Tamansari ini luas, banyak potensi yang sebenarnya bisa kita angkat. Tapi ada yang harus kita prioritaskan. Sampai akhirnya kita pilih kawah ijen, kopi danbudaya yang ada di sana,’’ terang Rizal. Selesai video dibuat, timnya juga masih harus berpikir keras untuk memotong video yang awalnya berdurasi menjadi lima menit menjadi tiga menit.
“Untungnya semua pihak mempermudah pekerjaan kita. Termasuk BKSD yang mengizinkan kita mengambil gambar di Kawah Ijen. Karena biasanya orang harus membayar puluhan juta untuk mengambil gambar,” kata Rizal sambil tersenyum.
Setelah video yang dikerjakan tim kreatif desanya dipilih menjadi juara, Rizal berencana untuk menggunakan video itu sebagai bahan promosi. Dikatakan, Desa Tamansari boleh dibilang masih orisinal. Desa Tamansari adalah satu-satunya rute yang harus dilewati para wisatawan jika ingin ke kawah Ijen melalui Banyuwangi.Kondisi ini dapat mendorong Desa Tamansari agar layak dipromosikan sebagai desa destinasi wisata.
“Slogan kita adalah stayfor blue fire. Jadi sebelum menikmati blue fire, wisatawan bisa istirahat dan mampir dulu di Tamansari,’’ kata pria yang sehari-harinya juga bertani tersebut. Terakhir sebelum pamit undur diri, Rizal menceritakan jika timnya juga mati-matian mempromosikan video kreatif Desa Tamansari agar memperoleh like dan viewer terbanyak di Youtube. Jalurnya tentu saja dengan menggunakan media sosial dan grup-grup pertemanan.
“Semua yang kita kenal kita beri link untuk menonton video kita termasuk memberikan like. Ada juga mahasiswa KKN yang pernah ke sini kita berikan juga link Youtube. Ada yang dari UGM, UI, IAIN Sunan Ampel, semua kita beri,” imbuh Vicky H. Kurniawan, salah seorang warga yang membantu proses pembuatan video berdurasi tiga menit tersebut. (radar)