Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Sosial  

Teladani Kartini, Ketua TP PKK Banyuwangi Ajak Perempuan Berperan Aktif Hadapi Covid-19

Foto: banyuwangikab
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: banyuwangikab

BANYUWANGI – Raden Ajeng Kartini senantiasa menjadi sumber inspirasi bagi kaum perempuan Indonesia dimanapun, tak terkecuali di Banyuwangi. Berbagai pemikiran dari pahlawan nasional tersebut, dapat menjadi spirit bagi siapapun untuk menghadapi beragam situasi, termasuk ketika menghadapi wabah Covid-19 ini.

Dilansir dari banyuwangikab.go.id, hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi Ipuk Festiandani Azwar Anas dalam webinar bertajuk Gerak Rawat Semangat Kartini Habis Gelap Terbitlah Terang di Era Pandemi Covid-19, Rabu (29/04/2020).

“Sebagaimana Kartini teladankan, bagi kita kaum perempuan sudah tidak zamannya untuk berpangku tangan menghadapi pandemi Covid-19. Kita harus turut ambil bagian dengan kapasitas yang kita miliki,” ujar Dani Azwar Anas, sapaan karibnya.

Dani lalu mencontohkan bagaimana ibu-ibu penjahit rumah tangga yang lembur kerja keras menggarap orderan masker. Lalu bagaimana ibu-ibu aktif mengkampanyekan pola hidup sehat mencegah penyebaran covid lewat group-group PKK, posyandu, dan dasa wisma.

Emansipasi yang menjadi spirit perjuangan Kartini, imbuh Dani Azwar Anas, harus diwujudkan secara aktif. Perempuan harus bisa mengambil peran dalam setiap tantangan di tengah masyarakat.

“Emansipasi hanya bisa terwujud dengan kebersamaan dan saling menghargai antar sesama. Termasuk juga antar gender,” urainya.

Hal yang sama juga diungkapkan dua pemateri lainnya dalam webinar yang diikuti tak kurang dari 500 peserta dari berbagai tempat tersebut.

Direktur The Wahid Institute Yeni Wahid yang menjadi pembicara juga menyinggung peran perempuan di sektor publik. Anggapan bahwa perempuan hanya bisa berkutat di sektor domestik adalah pandangan yang keliru.

“Perempuan bisa berkiprah di sektor publik. Tidak hanya berkutat mengurusi persoalan masak, macak dan manak (memasak, merias dan beranak). Perempuan pun bisa menjadi pemimpin apapun. Asalkan perempuan tersebut merasa sanggup untuk menjalankan tugas tersebut,” ungkap perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahmah Wahid itu.

Akan tetapi, imbuh Yeni, kiprah perempuan di sektor publik kerap kali mendapatkan tantangan eksternal. Seperti halnya lingkungan sekitar yang tak mendukung ataupun pandangan bias gender yang menggunakan berbagai dalih, termasuk dalih agama.

“Di Islam sendiri, justru Nabi Muhammad memberikan ruang yang cukup luas bagi perempuan untuk berkiprah di sektor publik. Ada banyak sahabat perempuan yang diperbolehkan ikut berperang. Ini adalah contoh bagaimana perempuan juga bisa berkiprah di sektor publik,” terangnya.

Hal yang sama juga ditegaskan oleh pembicara lainnya, Dwi Ruby Kholifah dari Asian Muslim Action Network [AMAN] Indonesia.

Perempuan kelahiran Banyuwangi tersebut mengungkapkan di tengah pandemi Covid-19 ini, perempuan memiliki peran penting dalam kerja-kerja penanggulangan dampak wabah.

“Di banyak tempat, perempuan menjadi penggerak dalam menghadapi wabah ini. Seperti halnya saat terjadi kelangkaan masker, banyak kaum perempuan yang bergerak dengan menjahit masker kain sendiri, lantas dibagikan ataupun dijual guna menyokong perekonomian keluarga,” papar peraih 100 Perempuan Dunia Berprestasi versi BBC tersebut.

Kiprah yang demikian tersebut, lanjut Ruby, tidak terlepas dari faktor pendidikan yang didapatkan perempuan.

“Maka, tidak salah jika Kartini ini memperjuangkan hak-hak pendidikan bagi kaum perempuan. Karena kita semua tahu, jika perempuan terdidik dengan baik, maka keluarga akan terbangun dengan baik pula. Jika keluarga terbangun baik, masyarakat akan menjadi baik pula,” pungkasnya.

Exit mobile version