Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Terapkan Ilmu Guide dalam Mengajar

Hadiri | Guru Berprestasi
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Hadiri | Guru Berprestasi

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei lalu menjadi momen tidak terlupakan bagi Drs. Hadiri, MM. Guru  SMAN 1 Rogojampi itu mendapat reward khusus sebagai guru berprestasi SMA se-Banyuwangi dari Bupati Abdullah Azwar Anas.
-NIKLAAS ANDRIES, Rogojampi-

PAGI itu, suasana belajar-mengajar di SMAN 1 Rogojampi terlihat ramai. Semua kelas dipenuhi siswa berseragam serba putih. Mereka sangat asyik mengikuti proses belajar-mengajar. Pemandangan itu kontras dengan kondisi ruang guru. Ruang guru terlihat lengang. Hanya ada beberapa guru yang terlihat duduk di ruang tersebut sembari menulis.

Pun saat memasuki ruang kepala sekolah, yang tampak hanya deretan meja, kursi, dan lemari. Namun, tidak lama berselang dua guru masuk ke ruang kasek tersebut. Mereka adalah Rodiwanto dan guru bahasa Inggris, Hadiri. Setelah mempersilakan duduk kepada Radar Banyuwangi, secara bergiliran mereka memperkenalkan diri.

Hadiri menjadi fokus perhatian wartawan koran ini. Sebab, dia baru saja dinobatkan sebagai guru berprestasi SMA se-Banyuwangi tahun 2012. Tentu saja, predikat guru berprestasi cukup membanggakan bagi bapak dua anak yang memulai karir sebagai pendidik sejak tahun 1993 itu. Bagi Hadiri, penghargaan dari bupati itu cukup mengagetkan.

Sebab, sejak awal dia tidak masuk nominasi untuk ikut dalam ajang pemilihan guru berprestasi. Sebetulnya ada lima guru yang ditunjuk sekolah untuk tampil di ajang bergengsi tersebut. Entah karena apa, lima guru itu mengundurkan diri. Minimnya calon membuat kasek setempat memutar otak. Kasek akhirnya menunjuk Hadiri untuk mewakili sekolah dalam ajang pemilihan guru berprestasi.

Siapa sejatinya Hadiri? Pria yang tinggal di Dusun Lugonto, Kecamatan Rogojampi, itu ternyata tidak punya cita-cita menjadi guru. Saat masih muda, dalam benaknya dia ingin menjadi pemandu wisata (guide). Keinginan menjadi guide  itu sempat terwujud saat dirinya menimba ilmu di Universitas Mahasarawasti, Denpasar.

Di tengah kesibukannya bergelut dengan buku, Hadiri tetap beraktivitas di luar kampus, yaitu menjadi guide. Banyak turis asing yang pernah menjadi mitra kerjanya dalam menikmati keindahan pulau Dewata. “Saya sempat menjadi guide selama kuliah,” akunya. Setelah lulus dan mendapat predikat sebagai sarjana, Hadiri pun pulang kampung.

Berkat motivasi dan kekagumannya terhadap sang guru, dia mulai merambah dunia pendidikan. Adalah SMAK Hikmah Mandala yang menjadi tempat aktualisasi ilmu mengajarnya pertama kali. Kemudian, dia hijrah ke SMA 2 Pandaan dan akhirnya berlabuh di SMAN 1 Rogojampi. Di awal berkarir di dunia pendidikan, Hadiri sama sekali tidak mengalami beban mental meski antara guide dan guru sangat berbeda.

Namun, bagi bapak dua anak itu, keduanya memiliki kesamaan. Dua dunia profesi itu memiliki  kesamaan dalam hal menjelaskan materi kepada orang. Kemudian, pengalaman menjadi guide itu dikembangkan suami Wiwik Sunaryati itu dalam dunia mengajar. Prinsip dan ilmu guide pun dikombinasi dengan ilmu mengajar menjadi sebuah formula mengajar yang menyenangkan.

Alhasil, pembelajaran di kelas tidak lagi menegangkan bagi siswa yang mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Semua siswa dapat berpartisipasi penuh dalam kegiatan belajar-mengajar. “Suasana kelas bisa lebih fresh. Pengajaran bisa dengan bercanda, bahkan serius tapi  tetap santai,” terangnya. Siswa pun dapat menjelaskan dan memahami bahasa Inggris secara mudah.

Siswa yang kurang mengerti akan diberi penjelasan secara mendetail mulai awal
hingga akhir. Efek samping tentu saja ada. Formula tersebut membuat SMAN 1 Rogojampi mulai diperhitungkan. Terutama, dalam kejuaraan dan even bahasa Inggris. Siswa utusan SMAN 1 Rogojampi dalam setahun terakhir selalu mendapat juara dalam setiap kejuaraan yang diikuti. (radar)