Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Hukum  

Terkena Hipnotis, Perhiasan Amblas

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

kena-hipnotisSINGOJURUH – Aksi pencurian dengan modus hipnotis kembali  terjadi di Banyuwangi Selatan. Kali ini yang menjadi korban adalah Hikayah, 70, warga Dusun Wiyayu Timur, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, kemarin (22/4). Dalam aksinya itu, pelaku yang mengaku sebagai kiai itu berhasil membawa kabur perhiasan berupa kalung beserta liontin dengan berat 10 gram, gelang rantai seberat  20 gram, dan cincin emas dengan berat dua gram.

“Pelakunya tiga orang,” cetus Hikayah kepada Jawa Pos Radar Genteng. Kejadian hipnotis itu untuk yang kali kedua dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya, dengan menyaru seorang mahasiswa yang sedang mengikuti program bakti sosial, Sapinah, 57, warga Dusun Kendal, Desa Sragi, Kecamatan Songgon, juga menjadi korban tukang hipnotis. Dalam kejadian ini, kalung emas dengan berat 20 gram amblas dibawa pelaku. 

Dugaan hipnotis dengan korban Hikayah itu terjadi sekitar pukul 06.30. Saat kejadian, perempuan berusia lanjut itu sedang olah raga dengan jalan-jalan di sekitar kampungnya. Saat jalan pulang, tepatnya di jalan simpang tiga Desa Cantuk, Kecamatan Singojuruh, tiba-tiba ada mobil Toyota Avanza menghampirinya. “Saya kaget dan minggir,” terangnya. Saat itu, jelas dia, sang sopir turun dan menanyakan jalan ke arah Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, untuk mengantar seorang kiai ke rumah saudaranya yang sedang sakit keras.

“Saya tunjukkan jalannya, tapi mobil itu tidak lekas jalan,” katanya. Beberapa saat kemudian, jelas dia, pintu tengah mobil dibuka dan terlihat ada dua orang yang sedang duduk di jok tengah. Dari dua orang itu, satu orang terlihat seperti kiai dengan baju koko, bersarung, dan kopiah putih. Satu orang lagi mirip khodam (pembantu). “Saya disuruh masuk ke mobil, kiai itu janji tidak akan menyakiti,” terangnya. Di dalam mobil itu, nenek ini oleh sang kiai diminta melepas perhiasan yang dikenakan untuk diberi doa agar diberi kemudahan rezeki.

“Perhiasan milik saya dimasukkan dalam bungkus rokok dan tas kresek, lalu saya disuruh pulang dan boleh membuka bungkus rokok tersebut setiba di rumah,” bebernya. Korban mengaku menuruti semua permintaan pelaku. Saat itu dirinya seperti tidak sadar. Setiba di rumah, bungkus rokok itu dibuka dan semua perhiasan, seperti kalung beserta liontin dengan berat 10 gram, gelang rantai emas seberat 20 gram, dan cincin emas seberat 2 gram, sudah tidak ada.

“Setelah saya buka, ternyata bungkus rokok itu kosong,” ungkapnya. Nenek itu langsung shock dan lemas setelah semua perhiasanpeninggalan mendiang suaminya itu hilang. Setelah kondisinya membaik, diantar salah satu anaknya, Eni Nuraini, 38, dia melapor ke Polsek Singojuruh. “Saya kaget perhiasan ibu sudah bersih. Kalau dijual harganya sekitar Rp 10 juta,” kata Eni saat melapor ke polsek kemarin. (radar)