Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tetapkan Hari Pasaran Batik Banyuwangi

CENDERAMATA: Mudijati memamerkan batik yang diberikan Pemkab disaksikan Ipuk dan Suhartoyo, Senin (19/11) lalu.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
CENDERAMATA: Mudijati memamerkan batik yang diberikan Pemkab disaksikan Ipuk dan Suhartoyo, Senin (19/11) lalu.

Usul Pencinta Batik Sekar Jagad Jogjakarta

BANYUWANGI–Produksi batik Banyuwangi kini mendapat perhatian dari penggemar batik Nusantara. Senin (19/11) lalu, sebanyak 150 anggota Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad Jogjakarta berkunjung ke Banyuwangi. Tujuannya mereka untuk mengenal dan mengetahui secara detail batik khas Banyuwangi secara lebih dekat.

Kunjungan muhibah batik itu dipimpin Prof Dr. Ir. Murdijati Gardjito. Dalam rombongan itu, ada mantan Menteri Perdagangan Dr. Rahardi Ramelan beserta istri. “Berada di Banyuwangi serasa kembali ke masa lalu, karena Banyuwangi adalah salah satu rute perpindahan Kerajaan Majapahit,” ungkap Murdijati saat menyampaikan kesannya tentang Kota Gandrung.

Menurut dia, batik Banyuwangi memiliki kemiripan dengan batik Jogjakarta dari segi motif. Hal itu terjadi, karena Banyuwangi dan Jogjakarta memiliki keterkaitan sejarah masa lalu yang sangat kuat. “Batik Banyuwangi ini indah dan patut dilestarikan,” puji Murdijati. Sebelum berkunjung ke Banyuwangi, Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad Jogjakarta melakukan survei potensi batik ke Banyuwangi pada 11 September lalu.

Ahmad Tohari, pengurus Paguyuban Sekar Jagad mengakui, batik Banyuwangi memiliki kekhasan yang menarik dari segi motif. “Setelah batik Pamekasan, Madura, batik Banyuwangi lebih menarik dan memiliki kekhasan dari segi motif,” cetus Tohari. Berangkat dari peduli terhadap perkembangan batik, Tohari mengusulkan agar di Banyuwangi dibuat hari pasaran batik seperti di Pamekasan. Pada hari-hari tertentu, saran dia, pemerintah daerah menetapkannya sebagai hari pemasaran produk batik sepanjang hari nonstop.

Pada hari itu diproduksi beribu-ribu kain batik dengan berbagai motif dan dijual secara bebas kepada masyarakat. Dengan cara itu, diharapkan lambat laun wisatawan akan tahu kapan mereka bisa mencari batik dengan mudah di Banyuwangi. “ Di Jatim ada lima daerah yang memiliki batik khas, salah satunya termasuk Banyuwangi,” imbuh Tohari. KehadiranPaguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad Jogjakarta itu disambut Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Pemkab Banyuwangi Suhartoyo.

Sedianya, Bupati Abdullah Azwar Anas hendak menyambut kedatangan mereka, Namun pada waktu bersamaan, bupati berdinas keluar negeri. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi Ipuk Festiandani Azwar Anas dan wakilnya Minuk Yusuf W idyatmoko ikut menyambut tamu dari Jogjakarta tersebut. Dalam kesempatan itu, Ipuk menjelaskan potensi batik Banyuwangi yang telah menjadi produk unggulan. “Sekaligus mampu menopang perekonomian Banyuwangi,” ujarnya.

Batik khas Banyuwangi yang tersimpan di Museum Budaya Banyuwangi memiliki 22 motif. Motif gajah uling adalah motif paling tua. Ada juga motif lain, seperti motif kangkung setingkes, alas kobong, kopi pecah, blarak semplak, gringsing, semanggian, sisik papak, dan kawung. Motif gajah uling tak hanya mengedepankan estetika, tapi juga menggambarkan kekuatan yang tumbuh dalam jati diri masyarakat Banyuwangi.

Saat ini, sentra batik khas Banyuwangi tak hanya berpusat di Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi. Namun mulai bermunculan sentra-sentra baru di kecamatan lain,” terangnya. Kunjungan yang diterima di Pendopo Shaba Swagata Blambangan itu diakhiri tukarmenukar cenderamata antara paguyuban pecinta batik dengan Pemkab Banyuwangi. Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad memberikan cenderamata unik berupa vandel berbentuk kompor. Di atas kompor terdapat wajan kecil berisi lilin cair untuk membatik dan canting.

Mereka juga memberikan dua buku berjudul ‘Teknik dan Ragam Hias Batik Yogya dan Solo’ karangan Sri Soedewi Samsi, dan ‘Th e 20th Century Batik Masterpieces’ karangan Tumbu Ramelan. Sedangkan Pemkab Banyuwangi memberikan batik khas Banyuwangi dilengkapi CD profil pariwisata Banyuwangi. Selain itu, vandel, leafl et, dan buku Th e Sunrise of Java. Menyambut kedatangan tamu dari Kota Gudeg itu, digelar bazaar penjualan batikbatik, snack, dan kerajinan khas Banyuwangi. Para tamu yang rata-rata keluarga Keraton Jogjakarta itu sempat memborong beberapa produk yang ada. Khususnya batik Banyuwangi.(radar)