Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia

Tetapkan Siaga Darurat

BERKABUT: Kawah Gunung Raung dipotret tahun 2010 lalu. Sejak 19 Oktober lalu, gunung ini secara teori sudah meletus.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
BERKABUT: Kawah Gunung Raung dipotret tahun 2010 lalu. Sejak 19 Oktober lalu, gunung ini secara teori sudah meletus.

Imbas Meningkatnya Aktivitas Gunung Raung
BANYUWANGI – Meningkatnya aktivitas Gunung Raung direspons cepat Pemkab Banyuwangi. Bupati Abdullah Azwar Anas menetapkan siaga darurat.

Penetapan siaga darurat itu dilakukan setelah menerima laporan resmi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung tentang perkembangan aktivitas Raung. Selama penetapan siaga darurat, pemerintah daerah akan melakukan beberapa langkah demi menyelamatkan manusia dari ancaman dampak Raung jika meletus.

Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono kemarin (2/11) menggelar rapat koordinasi guna melakukan antisipasi. Hadir dalam kesempatan itu Kepala PVMBG Bandung Surono, forpimda, dan jajaran muspika enam kecamatan Dalam kesempatan itu, Surono memaparkan kondisi Raung terkini.

Dia menyampaikan, Raung kini terus erupsi tapi warga Banyuwangi tidak perlu pa nik. Surono mengimbau agar tetap melakukan aktivitas se cara normal. PVMBG tetap merekomendasikan radius tiga ki lometer (Km) sebagai daerah bahaya erupsi Raung. “Di luar radius 3 km, masyarakat silakan beraktivitas biasa. Kalau terdengar bunyi gemuruh, anggap saja Raung sedang asyik bermain,” ujarnya santai.

Pihaknya akan terus melaporkan perkembangan terbaru tentang aktivitas Raung. Meski belum membahayakan, Surono minta masyarakat selalu siap menghadapi segala kemungkinan. “Lebih baik kita siap tapi tidak terjadi apa-apa, dari pada tidak siap tapi terjadi apa-apa,” katanya. Pada kesempatan itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memaparkan rencana kontijensi selama pemberlakuan siaga darurat.

Plt. Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi Wiyono menyiapkan beberapa skenario jika Raung meletus. Pelaksanaan evakuasi warga dan kebutuhan dasar setter dibagi menjadi dua ring. Ring I meliputi Desa Kalibaru Wetan; Desa Kajarharjo; dan Desa Banyu Anyar, Kecamatan Kalibaru. Lokasi evakuasi Desa Ka libaru Wetan dan Desa BanyuAnyar berada di lapangan Kompi Kalibaru Kulon dengan jumlah penduduk sekitar 1.326 jiwa.

Desa Kajarharjo lokasi evaluasinya di lapangan Glennevis Kebonharjo dengan jumlah 1.253 jiwa. Kecamatan Songgon yang masuk ring I adalah Desa Sumber Arum dengan jumlah penduduk 1.674 jiwa dan Desa Bayu dengan jumlah penduduk 6.934 jiwa. Lokasi evakuasi war ga di Lapangan Kecamatan Songgon. Kecamatan Glenmore juga masuk dalam ring I yang meliputi Desa Margomulyo de ngan lokasi evakuasi di lapangan Perkebunan Glenmore. Desa Tegalharjo lokasi evakuasinya di SDN V Tegalharjo.

Desa Bumiharjo de ngan jumlah penduduk 7.431 lokasi evakuasinya di SDN II Bumiharjo dan Desa Sumbergondo. Desa di Kecamatan Sempu yang masuk dalam ring I meliputi Jambiwangi, Sempu, dan Tegalarum. “Lokasi eva kuasinya di lapangan Panjen dan lapangan Tegalarum,” ungkap Wiyono.

Sementara itu, desa yang masuk penanganan ring II adalah Desa Kalibaru Manis; Kalibaru Kulon; dan Desa Kebunrejo, Kecamatan Kalibaru; Desa Kaligondo; Desa Stail, Kecamatan Genteng; Desa Cantuk, Kecamatan Singjuruh; Desa Temu Guru; dan Desa Gendoh, Kecamatan Sempu. Masing-masing desa lokasi evakuasi telah kita tetapkan. Sekarang kita sosialisasikan kepada warga,” tegas Wiyono. (radar)