Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tiga Tahun Terakhir, Produksi Ikan Tangkap Banyuwangi Merosot

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

BANYUWANGI – Dalam tiga tahun terakhir produksi ikan tangkap di Kabupaten Banyuwangi terus merosot. Jika normalnya rata-rata produksi ikan tangkap setiap tahun mencapai 66 ribu ton, dalam tiga tahun belakangan ini produksinya di bawah angka 66 ribu ton.

Turunnya produksi ikan tangkap Banyuwangi dimulai sejak tahun 2015. Tahun itu, nelayan Banyuwangi hanya mampu memproduksi ikan segar sekitar 61.178 ton saja. Penurunan produksi itu berlanjut pada tahun 2016 yang anjlok cukup tajam. Produksi ikan tangkap yang dihasilkan nelayan turun lagi menjadi 44.182 ton.

“Penyebab utamanya karena kondisi iklim global yang tidak bersahabat sehingga laut Selat Bali sepi dari ikan,” ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Pangan (DPP) Hary Cahyo.

Hary menambahkan, pada tahun 2017 lalu produksi ikan segar mulai naik lagi, namun sangat tipis. Tahun lalu produksi ikan tangkap sudah bergerak naik di angka 44.382 ton.

Meski kenaikannya sangat tipis, namun kenaikan produksi yang sangat tipis itu memberi harapan bagus kepada nelayan untuk melanjutkan aktivitas di laut. Artinya itu menjadi tanda-tanda mulai munculnya ikan di perairan Selat Bali.

Hary membeberkan, berdasar hasil penelitian tahun 1985, potensi ikan di Selat Bali sekitar 366 ribu ton setiap tahun. Potensi ikan itu ada di perairan Banyuwangi, belum yang ada di perairan Bali.

“Hanya saja, penelitian itu perlu dilakukan update karena sudah terlalu lama. Hingga saat ini, belum ada penelitian terbaru setelah tahun 1985,” ungkap Hary.

Untuk melakukan penelitian itu, Pemkab Banyuwangi tidak memiliki kewenangan. Sebab, sesuai ketentuan UU 23 Tahun 2014, kewenangan pengelolaan laut ada di tangan pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

Untuk memberikan kepastian bagi nelayan berusaha, kata Hary, pihaknya berharap banyak pada pemerintah pusat dan provinsi untuk melakukan langkah-langkah smart untuk meningkatkan produksi ikan. Selama ini, Pemkab Banyuwangi sudah melakukan langkah-langkah untuk mengembalikan produksi ikan Banyuwangi kembali normal.

Beberapa langkah-langkah yang dilakukan adalah, melakukan pola pembinaan kesadaran kelestarian laut melalui konservasi edukasi berupa penanaman terumbu karang buatan. “Kita juga mendorong nelayan untuk menggunakan alat yang sesuai aturan,” tegasnya.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Banyuwangi H Hasan Basri mengatakan, kondisi laut Selat Bali saat ini cukup memprihatinkan bagi nelayan. Kondisi ikan tidak sebanyak beberapa tahun silam, Walau tidak sampai paceklik namun jumlahnya jauh berkurang. “Hasil tangkapan ikan nelayan menurun drastis dalam dua tahun belakang ini,” ungkap Hasan.

Bayangkan saja, kata Hasan, setiap nelayan yang melaut saat ini hanya Inenghasilkan tangkapan ikan sekitar 100 kilogram saja. Jumlah hasil tangkapan itu, tidak dialami pada semua nelayan.

“Dalam sekali melaut, ada puluhan kapal yang beroperasi. Namun, yang dapat ikan paling banyak lima kapal saja, itu pun tidak seberapa hasilnya,” kata Hasan.

Dalam beberapa tahun ini, banyak nelayan yang menganggur. Saat tangkapan ikan sepi, nelayan hanya bisa melakukan perbaikan kapal dan jaring saja.