“Berbeda dengan KA jarak jauh, penjualan tiket sudah dibuka 90 hari sebelum hari mudik,” ujarnya. Humas Daerah Operasi (DAOP) IX Jember Eko Mulyanto mengakui tiket KA Lebaran sudah terjual. Kebijakan menjual tiket sejak 90 hari sebelum keberangkatan atau tepatnya 11 April lalu menyebabkan tiket tersebut laris terjual. “Apalagi PT Kereta Api melayani memberi beberapa alternatif jalur pembayaran. Tidak hanya di stasiun, kami juga melayani pembelian tiket melalui channel- channel di luar stasiun dan via online,” pungkasnya.
Eko menambahkan, kenaikan tarif pada kereta kelas ekonomi komersial atau ekonomi AC tidak akan mempengaruhi minat penumpang. Buktinya, setelah diterapkan minat masyarakat terhadap kereta api terbilang stabil. Eko menilai, kenaikan tarif yang telah ditentukan tersebut masih wajar dan bisa dijangkau oleh masyarakat. “Saya rasa, masyarakat bisa menerima kenaikan tarif kereta karena beberapa hal mendasar. Buktinya hingga hari ini, antusias masyarakat terhadap kereta api masih tinggi,” ujarnya.
Seperti diketahui, PT. KAI menerapkan tarif baru untuk kereta ekonomi jarak jauh dan menengah sejak 1 April lalu karena beberapa alasan. Di antaranya karena kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, dan kenaikan biaya operasional kereta yang berkisar antara 8 hingga 10 persen. Selain itu, kata Eko, melemahnya nilai tukar rupiah juga menyebabkan tingginya harga suku cadang. “Kereta api masih menjadi pilihan masyarakat sebagai moda transportasi umum untuk mudik, hal tersebut terlihat dari antusias penumpang yang selalu tinggi saat musim mudik,” pungkasnya. (radar)