Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

TKI Bangorejo Sakit Kanker di Malaysia

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

Sri-Astutik-bersama-salah-satu-anaknya,-Dedi-Supriyanto,-menunggu-kepastian-pemulangan-Suprihatin-Hadi,-kemarin

BANGOREJO – Satu lagi kabar kurang sedap datang dari tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Banyuwangi, yang kini sedang bekerja di luar negeri. Suprihatin Hadi Purnomo alias Kemi, 35, warga Dusun/Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo yang sedang bekerja di Malaysia, kondisinya memburuk karena serangan kanker.

Menurut adik Kemi, Dedi Supriyanto, 30, kakaknya mulai menjadi TKI pada tahun 2005. Pada tahun  2011, sempat pulang. Tapi pada  tahun 2015, kembali berangkat  ke Malaysia dengan mengajak adik bungsunya, Asep Budi Prasetyo,  22.

“Ini berangkat yang kali kedua,” katanya. Dedi mengaku sudah mendapat kabar kakaknya sakit terserang kanker, itu sebenarnya sudah lama. Dan selama ini, komunikasi melalui  hand phone (HP) juga lancar. “Kami dapat kabar kalau sekarang kondisinya kritis,” ujarnya.

Selama berada di Malaysia, jelas dia, kakaknya bekerja sebagai buruh bangunan di daerah Klang, Selangor, Malaysia. Untuk kakaknya  ini, sedang diurus oleh Kedutaan Indonesia. “Sedang diurus pemulangan, katanya minggu-minggu  ini akan dipulangkan,” terangnya.

Sementara itu, ibu kandung Kemi,  Sri Astutik, 66, anaknya itu sebenarnya  sudah merasakan sakit sejak lama. Dua tahun setelah bekerja pada pemberangkatan yang pertama,  anaknya itu memberi tahu mengenai sakitnya. “Sempat memberi  tahu sakitnya itu,” katanya.

Astutik mengaku sangat sedih mendengar kabar anaknya yang sakit itu. Apalagi, adiknya yang ikut bekerja di Malaysia juga tidak bisa tenang. “Saya jadi kepikiran, semoga bisa segera dipulangkan,” harapnya.

Sementara itu, relawan serikat buruh migran Indonesia, Wawan Kuswanto Kadir, yang melakukan pendampingan pemulangan Kemi mengatakan, selama di Malaysia Suprihatin mendapat perhatian dari anggota Paguyuban Anak Banyuwangi Jenggirat Tangi, dan  keberadaannya telah dikoordinasikan  dengan kedutaan dan Kemenlu RI.

“Teman-teman sudah koordinasi dengan KBRI,”  terangnya. Paguyuban Anak Banyuwangi Jenggirat Tangi kini tengah berupaya untuk pemulangannya. Kepastian pemulangan, itu akan ditentukan Senin ini. Keputusan  pemulangan setelah hari Senin (hari ini),” jelasnya.

Wawan berharap, pemerintah melalui Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT P3TKI)  dan Pemkab Banyuwangi bisa memfasilitasi proses pemulangan dan penyembuhan Suprihatin.

“Kami berusaha pemulangan ke Banyuwangi ditanggung UPT P3TKI Jatim, setelah sampai di rumah bisa dibantu biaya pengobatan,” pintanya. (radar)