Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Truk Bermuatan Tebu Mengganggu JLS

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Foto: Sejumlah truk tebu yang menunggu giliran bongkar muatan menumpuk di lokasi parkir depan PT IGG, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Rabu (8/7/2020) kemarin/ Radar Banyuwangi – Jawa Pos

BANYUWANGI – Puluhan truk yang mengangkut tebu, menumpuk di areal parkir PT Industri Gula Glenmore (PTIGG) Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Rabu (8/7/2020) kemarin.

Dilansir dari Radar Banyuwangi – Jawa Pos, truk itu biasanya harus menunggu hingga 3 hari untuk giliran bongkar muatan di pabrik gula tersebut.

Karena terlalu lama menunggu bongkar muatan, truk tebu sering terlihat parkir di pinggir jalan Jalur Lintas Selatan (JLS) dan itu bisa mempersempit badan jalan dan menganggu jalur lalu lintas.

“Terkadang 2 hingga 3 hari parkir di depan pabrik PT IGG untuk menunggu bongkar muatan,” ujar Edy Sancoko (45) warga Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi.

Mengularnya truk muatan tebu, terang dia, terkadang membuat jalan di JLS macet. Apalagi, truk itu juga tidak jarang parkir di sembarang jalan.

“Itu biasanya sopir truk tebu yang tidak ingin menunggu lama di depan pabrik, mereka menunggu di pinggir jalan,” katanya.

Padahal, jelas dia, PT IGG sudah menyediakan halaman parkir untuk truk muatan tebu. Semua truk tebu, seharusnya masuk ke tempat yang sudah disediakan itu.

“Sudah ada tempat parkirnya, karena tidak ingin menunggu lama akhirnya berhenti mencari tempat istirahat lebih nyaman,” ungkapnya.

Edy berharap truk muatan tebu yang terus beroperasi itu memikirkan kondisi arus lalu lintas. Sehingga, tidak sampai ada kecelakaan.

“Banyaknya truk tebu itu, terkadang membahayakan pengguna jalan, truk tebu juga ada yang terguling dijalan,” terangnya.

Sementara itu, Plt Direktur utama PT IGG. Yus Martin menjelaskan truk parkir yang menumpuk dan mengular di depan PT IGG itu untuk kelancaran giling produksi. Sebab, setiap harinya pabrik gula ini membutuhkan 6.000 ton tebu.

“Kami sudah mulai produksi, banyak truk tebu yang menyuplai untuk kelancaran produksi,” katanya.

Untuk mengurangi mengularnya truk muatan tebu, pihaknya sudah mengurangi tebangan tebu yang ada di daerah perkebunan.

“Sudah kami antisipasi dengan mengurangi produksi tebangan di kebun,” pungkasnya.