Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Event  

Tujuh Pembalap Nyaris Finis Bareng

Tujuh pembalap memasuki garis finis didepan kantor Pemkab Banyuwangi siang kematin.
Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda
Tujuh pembalap memasuki garis finis didepan kantor Pemkab Banyuwangi siang kematin.

Davide Rebellin Raih Yellow Jersey

BANYUWANGI – Etape terakhir International Tour de Banyuwangi Ijen menyerukan duel seru 69 pembalap. Rute flat sepanjang 98,1 kilometer dari Blokagung hingga Pemkab Banyuwangi itu dimanfaatkan para pembalap yang masih memiliki energi setelah balapan di liga etape sebelumnya untuk beradu cepat hingga akhir finis.

Pembalap asal tim Pishgaman Cycling Team, Arvin Moazamigodarzi muncul sebagai yang tercepat di stage inndividual classification (IC). Dengan munculnya pembalap asal Iran  sebagai juara di etape terakhir, akhirnya tim Pishgaman dinobatkan sebagai tim terbaik dalam perhelatan balap sepeda ITdBI tahun 2017 ini.

Sementara itu, tim Saputra menempati peringkat kedua dan tim Terengganu Cycling di peringkat ketiga. Sedangkan tim Kinan yang sebelumnya digadang-gadang akan menjadi yang terbaik, tampak tidak bisa memenuhi target.

“Kami memulai pertandingan hari ini dengan cukup berat sejak start. Tapi yang kami pikirkan hanya bagaimana caranya tim kami unggul di general classification (GC), jadi kami terus menyerang untuk bisa finis terdepan,” ujar Arvin kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Ketika ditanya tentang strategi yang dilaksanakan timnya, Arvin mengatakan jika semua rekan timnya hanya melakukan yang terbaik sesuai kemampuan mereka. Sehingga, dalam empat etape ITdBI, lima pembalap tim Pishgaman tidak pernah keluar dari peringkat 10 besar untuk IC.

Dia mencontohkan, Amir Kolahdouzhagh yang memiliki skill sebagai climber bermain maksimal di etape ketiga, sedangkan seperti Arvin dan Mohammad Rajablou yang lebih bertipe sprinter bermain di etape kedua dan keempat.

“Saya sebenarnya tidak punya kualifikasi khusus. Tapi untuk tanjakan saya memang bukan ahlinya, karena tubuh saya terlalu besar. Berbeda dengan Amir yang lebih kurus. Secara keseluruhan lomba ini sudah cukup bagus, mungkin saya bisa ikut lagi tahun depan. Tapi kalau bisa semakin diperbaiki, seperti ditambah menu makanan Eropa,” pungkas Arvin sambil tersenyum.

Meski tim pembalap asal tim Pishgaman menjadi juara di etape terakhir, akan tetapi jalannya balapan pamungkas itu rupanya berlangsung cukup ketat. Menjelang enam putaran akhir, tujuh pembalap berhasil meloloskan diri dari kawalan peloton.

Selisih mereka memang tak sampai hitungan menit. Namun, pergerakan tujuh pembalap tersebut, tak bisa dikejar peloton. Hanya beberapa pembalap yang akhirnya bisa mengejar mereka. Usai melalui garis finis, tercatat ada tujuh pembalap yang memiliki catatan waktu yang sama tajam 8 menit 17 detik.

Mereka adalah Arvin Moazamigodarzi dan Ali Khademi (Pishgaman), Felipe Marcelo dan Nieto Edgar Nohales (7Eleven-Roadbike Philippines), Selamat Juangga (KFC), Jay Dutton (St. George Continental Cycling Team), dan Nawuli Liphongyu (Thailand Continental).

Bahkan dua pembalap yakni Arvin Moazanrigodarzi dan Felipe Marcelo sempat sama-sama menggira dirinya yang muncul sebagai pemenang, sehinga keduanya saling melakukan selebrasi kemenangan.

Namun, setelah dilihat melalui kamera bersolusi tinggi yang dipasang di garis finis, tampak ban sepeda Arvin yang terlebih dahulu menyentuh garis akhir sebelum Felipe, hanya selisih beberapa centimeter.

“Saya begitu dekat sprint karena saya masih punya sprint power dari pada pembalap lainnya di grup terdepan. Nieto juga bilang kepada saya untuk prioritas juara etape, karena itu saya sangat yakin saya yang menjadi juara karena saya merasa lebih kuat,” ujar pembalap tim 7Eleven, Marcelo yang menempati podium kedua.

Namun, data yang dirilis Result Service, perusahaan timing system yang didatangkan dari Hong Kong, tak bisa ditipu. Dalam foro finis yang dirilis, Moazamigodarzi terbukti menyentuh garis finis lebih dulu. Meski hanya berselisih setebal ban, pembalap Iran itu tetap yang berhak meraih kemenangan.

Marcelo pun harus puas dengan posisi runner- up etape keempat. Sementara itu, Davide Rebellin pembalap asal Kuwait Cartucho berhasil mempertahankan yellow jersey hingga akhir balapan di etape keempat ITdBI. Meski tak bisa menghadirkan kejutan lagi di akhir etape, namun pembalap gaek itu mengaku senang dengan prestasinya.

Rebellin berharap, tahun depan dirinya bisa kembali menaklukkan ITdBI. Karena lTdBI menurutnya salah satu balapan terbaik yang diselenggarakan di Asia. “Saya yakin tahun depan sudah banyak pembalap muda yang menyaingi saya. Tapi saya juga akan berlatih sebelum itu,” tandas Pria Italia itu.(radar)