Kumpulan Berita Terkini Seputar Banyuwangi
English VersionBahasa Indonesia
Sosial  

Tumpang Pitu Bergejolak, Aparat Keamanan Tambah Pasukan

Daftarkan email Anda untuk Berlangganan berita dikirim langsung ke mailbox Anda

SEMENTARA itu, aksi warga kontra penambangan emas yang dikelola PT. BSI di Gunung Tumpang Pitu di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, tampaknya belum berhasil dikendalikan. Aparat kepolisian kembali mengirim pasukan ke lokasi tambang emas di pinggir Laut Selatan itu.

Personel yang baru dikirim itu adalah anggota Brimob dari Bondowoso dan Malang. Selain itu, personel dari Polres Situbondo dan Jember juga ada yang dikirim. Semua anggota polisi itu disebar di beberapa  titik di kawasan penambangan emas milik  PT. BSI dengan memperkuat anggota dari Polres Banyuwangi yang sudah siaga sejak  Rabu (25/11).

“Penambahan personel tiga kompi Brimob,” cetus Kapolres Banyuwangi,  AKBP Bastoni Purnama, melalui Kabag Ops, Kompol Sujarwo. Tiga kompi Brimob yang didatangkan itu,  terang dia, berasal dari Bondowoso dan  Malang. Selain itu, juga ada personel dari Polres Jember  dan Situbondo.

“Petugas keamanan yang baru tiba  600 personel,” ungkapnya. Menurut Kompol Sujarwo, selama aksi itu berlangsung ada dua anggota polisi yang terluka. Kedua anggota itu kepalanya bocor terkena lemparan batu.

“Saat kami mengamankan, banyak warga yang melempari batu,” cetusnya.  Sementara itu, selama seharian kemarin (26/11)  suasana di lokasi penambangan emas di sekitar Gunung Tumpang Pitu tampak aman. Tidak terlihat ada kerumunan warga. Warga enggan memberikan keterangan demi alasan keamanan.

Nasib tiga warga yang terluka tembak, Sunar, Toko, dan Paemun, ternyata hingga kemarin belum jelas keberadaannya. Toko yang terluka tembak di paha dan sempat dirawat di Puskesmas Pesanggaran kemarin tidak ada yang tahu keberadaannya.

“Oleh keluarga sengaja diungsikan, menghindari wartawan  dan polisi,” cetus salah satu kerabat Toko yang minta namanya tidak dikorankan. Ada dua warga yang terluka saat terjadi aksi pembakaran gudang pada Rabu malam (25/11), kini menjalani perawatan di RS Al Huda, Genteng.

Kedua warga itu adalah Jovan Trianggono, 19,  dan Suyadi, 47. Keduanya warga sekitar Pelabuhan  Pancer, Desa Sumberagung. “Saya memang berada di lokasi gudang yang dibakar,” cetus Jovan  Trianggono.  Saat ada aksi pembakaran gudang itu, Jovan mengaku  berada di kerumunan massa.

Saat mendengar suara  senjata, dirinya langsung angkat tangan dan menyatakan menyerah. “Saya dipukuli dan diinjak, lalu dibawa ke klinik di Pos 13,” katanya. Hal senada juga disampaikan Suyadi yang  mengalami luka di kepala bagian belakang.

Dirinya sebenarnya tidak ikut dalam aksi pembakaran itu. “Saya dipukul lalu dibawa ke Pos 13,” ucapnya. Saat ini kedua korban dirawat di RS Al-Huda. Jovan mengalami luka di jari tengah dan telunjuk akibat terkena peluru nyasar dan luka gores di bagian wajah. Sementara itu, Suyadi mengalami luka di kepala bagian belakang. (radar)